Wednesday, September 27, 2017

TEKNOLOGI PENYIPANAN DAN PENGEMASAN

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pengertian umum  kemasan merupakan suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas bertsifat melindungi, mempermudah, sekaligus sebagai sumber informasi sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat melindungi bahan dari kontaminasi mikroorganisme, kimia, kerusakan  fisik seperti gesekan, benturan dan getaran serta mempermudah pengankutan dalam distribusi. Kemasan merupakan komponen mutlak yang harus depenuhi terutama dalam skup industri khususnya industri-industri  pangan. Fungsi  yang terpenting dari dari sebuah kemasan adalah menjaga kesetabilan gizi dan keamanan produk pangan dari produsen sampai ke konsumen. Disisi lain kemsan berfungsi sebagi sumber informasi mengenai asal-usul produk, jaminan halal, komposisi, dan waktu kadar warsanya.
B.   Syarat  Kemasan
Sayarat kemasan yang efektif antara lain :
1.    Tidak beracun.
2.    Mampu melindungi bahan dari mikroorganisme, kotoran,          hama, oksigen dari luar, kerusakan fisik dan benturan, melindungi dari bau tidak baik dan racun dari lingkungan, mencegah sinar UV yang berbahaya.
3.    Sebagai penghambat kehilangan air dari bahan dan kemasukan air dari luar.
4.    Mudah dibuka dan ditutup kembali.
6.    Dapat dibuang ke lingkungan dengan aman.
7.    Mempunyai ukuran bentuk dan berat yang sesuai.
8.    Mempunyai kenampakan yang bagus.
9.    Biaya murah.
10. Sesuai dengan makanan yang dikemas.
C.   Jenis dan Bahan Kemasan
Secara umum jenis kemasan terdiri dari kemasan primer, sekunder dan tersier. Kemasan primer adalah kemasan yang terkontak lansung dengan makanan. Kemasan primer harus aman, tidak peka terhadap reksi kimia. Kemasan sekunder yaitu kemasan yang digunakan di bagian luar dari kemasan primer yang menyatukan sejumlah dari produk tersebut. Kemasan tersier yaitu gabungan beberapa kelompok dari kemasan sekunder yang dijadikan satu untuk membentuk palet yang biasanya disiapkan untuk pengiriman barang ke tempat jauh.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan sebagan bahan kemasan makanan meliputi: Karton, Besi, Plastik, Kertas, Gelas, Kertas, Kain, Kayu, Daun dan Bambu. Kemasan dapat dibentuk dari bahan yang sama atau kombinasi dari satu atau lebih menjadi berbagai bentuk kemasan.





PEMBAHASAN
Kemasan Plastik
Kemasan plastic adalah kemasan yang terbuat dari plastic. Palstik  dibuat dengan cara polimerisasi bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida) adalah monomer dari vinil klorida. Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, 1989).
Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar.
Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu:
1.  Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
2.  Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikutiperubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahantidak dapat dilunakkan kembali.
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi bahan aditif . Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi suhu (suhu makanan selama penyimpanan dan  proses pengolahannya),  lama makanan disimpan. Akibat yang ditimbulkan antara lain: kanker (kanker tiroid, uterus dan liver), cacat lahir, iritasi (pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung), dan aditif plastik dapat menjadi sumber pencemaran organoleptik dan bisa menimbulkan keracunan.
Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalnya polietilen, polipropilen, nilon poliester dan film vinil dapat digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut laminasi. Sifat-sifat yang dihasilkan oleh kemasan laminasi dari dua atau lebih film dapat memiliki sifat yang unik. Contohnya kemasan yang terdiri dari lapisan kertas/polietilen/aluminium foil/polipropilen baik sekali untuk kemasan makanan kering. Lapisan luar yang terdiri dari kertas berfungsi untuk cetakan permukaan yang ekonomis dan murah. Polietilen berfungsi sebagai perekat antara aluminium foil dengan kertas. Sedangkan polietilen bagian dalam mampu memberikan kekuatan dan kemampuan untuk direkat atau ditutupi dengan panas. Dengan konsep laminasi, masing-masing lapisan saling menutupi kekurangannya menghasilkan lembar kemasan yang bermutu tinggi (Winarno, 1994).
Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai peroksida, pelumas, peliat, dan lain-lain (Crompton, 1979).
Sifat terpenting bahan kemasan yang digunakan meliputi permeabilitas gas dan uap air, bentuk dan permukaannya. Permeabilitas uap air dan gas, serta luas permukaan kemasan mempengaruhi jumlah gas yang baik dan luas permukaan yang kecil menyebabkan masa simpan produk lebih lama. Menurut Erliza dan Sutedja (1987) plastik dapat dikelompokkan atas dua tipe, yaitu thermoplastik dan termoset. Thermoplastik adalah plastik yang dapat dilunakkan berulangkali dengan menggunakan panas, antara lain polietilen, polipropilen, polistiren dan polivinilklorida. Sedangkan termoset adalah plastikyang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, antara lain phenol formaldehid dan urea formaldehid.
Syarief, (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifatsifatnya terhadap perubahan suhu, yaitu: a) termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan, b) termoset: tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat termoplastik (Moavenzadeh danTaylor, 1995).



DAFTAR PUSTAKA

Crompton, T.R. 1979. Additive Migration from Plastic into Food. Pergamon Press. Oxford.
Davidson A., 1970. HandBook of Precision Engineering. Mc. Graw Hill BookCo. Great Britain
Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan, Jurusan TIP. IPB. Bogor.
Moavenzadeh F. and H.F. Taylor. 1995. Recycling and Plastics. Center for Construction Research and Education Departement of Civil and
Environtmental Engineering Massachuett Institute of Technology.Cambridge. Massachuett. USA.
Syarief.R., S. Santausa dan Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB Bogor.

Winarno, F.G., Srikandi F. dan Dedi F. 1986. Pengantar Teknologi Pangan. Penerbit PT. Media. Jakarta.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon