Monday, September 25, 2017

PRAGMATIK "PRAANGGAPAN DAN ENTAILMEN

RANGKUMAN PRAGMATIK 
“PRAAGGAPAN DAN ENTAILMEN”


OLEH
                                                RINA KARLINA E1C114094
         KELAS V D








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016





BAB IV
PRANGGAPAN DAN ENTAILMEN
A.    PENGERTIAN
Pranggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki preposisi adalah penutur, bukan kalimat. Pranggapan berada dalam pikiran kita.
Entaimen adalah sesuatu yang secara logis ada atau mengikuti apa yang ditegaskan di dalam tuturan. Yang memiliki entailmen adalah kalimat, bukan penutur. Jadi dapat disimpukan bahwa entailmen itu berada di dalam kalimat.
Kita dapat mengidentifikasikan sebagian informasi yang diasumsikan secara tepat yang akan diasosiasikan dengan tuturan dari (1)
(1)   Saudara laki-laki Ali membeli 3 ekor kuda
Ketika menghasilkan tuturan diatas, penutur tentunya diharapkan memiliki pranggapan bahwa seseorang yang bernama Ali ada dan dia memiliki seorang saudara laki-laki. Penutur juga mungkin menyimpan presuposisi yang lebih khusus bahwa Ali hanya memiliki seorang saudara laki-laki dan dia memiliki banyak uang. Sebenarnya semua presuposisi ini menjadi miliki penutur dan semua praanggapan itu boleh jadi salah.
Kalimat di atas juga akan dianggap memiliki entailmen jika saudara laki-laki Ali membeli sesuatu, membeli 3 ekor binatang, membeli 2 ekor kuda, dan akibat-akibat logis lain yang sama. Sebenarnya entailmen itu ada dalam kalimat, tanpa menghiraukan apakah keyakinan penutur benar atau salah. Entailmen-entailmen itu dikomunikasikan tanpa dikatakan. Akan tetapi, karena sifat dasarnya yang logis, entailmen biasanya tidak dibahas sebanyak dalam pragmatik temporer karena perhatian penutur lebih banyak bergantung pada presupposisi.
B.     JENIS-JENIS PRESUPPOSISI
1.      Presupposisi potensial
Adalah suatu asumsi yang secara khusus dikaitkan dengan penggunaan bentuk-bentuk kebahasaan, misalny penggunaan kata ‘menyesal’ dalam kalimat ‘dia menyesal telah melakukan itu’ yang mengandung asumsi bahwa dia sebenrnya ‘melakukan itu’.
2.      Presupposisi leksikal
Adalah asumsi bahwa, dalam pemakaian kata, penutur dapat bertindak seolah-olah makna lain dari kata itu dapat dipahami. Di dalam kasus presuposisi leksikal, pemakaian ungkapan khusus oleh penutur diambil untuk mempraanggapkan sebuah konsep lain ( tidak dinyatakan), sedangkan pada kasus presuposisi faktif, pemakaian ungkapan khusus diambil untuk mempra-anggapkan kebenaran yang dinyatakan setelah itu.
3.      Presupposisi struktural
Adalah asumsi bahwa bagian dari struktur mengandung informasi yang dianggap sudah diketahui. Sejauh ini kita hanya memikirkan konteks-konteks dimana presupposisinya diasumsiskan benar. Akan tetapi terdapat contoh-contoh presupposisi non-faktif yang diasosiasikan dengan sejumlah kata-kata kerja dalam bahasa inggris. Presupposisi non-faktif adalah suatu presupposisi  yang diasumsikan tidak benar. Kata-kata kerja seperti ‘bermimpi’, ‘membayangkan’, dan ‘berpura-pura’.
Keberadaan presupposisi non-faktif merupakan bagian masalah yang menarik dalam analisis tuturan yang memiliki struktur kompleks untuk ditalaah pada bagian mendatang, biasanya ditunjukkan sebagai masalah proyeksi.
C.    MASALAH PROYEKSI
Masalah proyeksi adalah masalah presupposisi dari sebuah struktur sederhana yang tidak bertahan lama ketika menjadi bagian dari suatu struktur yang lebih kompleks. 
Ada suatu harapan dasar bahwa presupposisi kalimat sederhana akan berlangsung benar apabila kalimat sederhana itu menjadi bagian dari kalimat yang lebih kompleks. Inilah salah satu versi gagasan umum bahwa arti dari bagian-bagian kalimat itu, akan tetapi arti dari sebagian presupposisi tidak mampu menjadi arti dari beberapa kalimat kompleks ( sebagai keseluruhan). Hal ini di kenal sebagai masalah proyeksi.
D.    ENTAILMEN TERSUSUN
Entailmen sebenarnya bukan konsep pragmatik karena berhubungan dengan maksud penutur), tetapi malah dianggap sebagai suatu konsep logis yang murni, yang disimbolkan engan | | -. Beberapa contoh entailmen untuk kalimat-kalimat dalam ( 17) disajikan dalam (18).
(17) Rover mengajar 3 ekor tupai                                           (=p)
(18)a. sesuatu mengejar 3 ekor tupai                                       (=q)
       b. Rover melakukan sesuatu terhadap 3 ekor tupai         (=r)
       c. Rover mengejar 3 benda                                              (=s)
       d. sesuatu terjadi                                                              (=t)      
Dalam menyajikan hubungan antara entailmen (17) dan (18) sebagai p | | -q, secara sederhana kita sudah menandakan suatu akibat yang logis. Marilah kita mengatakan bahwa dalam tuturan kalimat (17), penutur seharusnya mengakui terhadap kebenaran sejumlah besar entailmen bagian belakang ( hanya sebagian saja yang disajikan dalam [18 a-d]. akan tetapi dalam kesepatan apa saja dari tuturan (17), penutur akan menunjukkan bagaimana entailmen-entailmen ini harus disusun. Karena penutur akan berkomunikasi secara khusus dengan cara penekanan, di mana entailmen disumsikan sebagai bagian terdepan, atau lebih penting untuk menginterpretasikan makna yang dimaksudkan dari pada makna lainya. 
Kata-kata mutiara
Janji Allah Itu Pasti
Biar rebah jangan berubah
Biar terbuang terus berjuang
Ujian adalah tarbiyah dari Allah Ta’ala
Sehingga kita semakin dekat padaNya
Pasti kebahagian bakal dimiliki
Karna janji Allah itu pasti….
 Ketika menghasilkan tuturan seperti kata-kata mutiara diatas belarti kita sudah memiliki praanggapan tentang hal yang di sampaikan oleh penutur. Bahwa walaupun banyak ujian yang kita hadapi kita harus tetap berjuang dan jangan mudah putus asa karna pada waktunya pasti Allah akan memberikan kebahagian terbaik untuk kita. Dari tuturan tersebut kita bisa percaya ataupun tidak, tergantung praanggapan kita, tetapi kalau orang  islam jika mendengar tuturan kata-kata mutiara diatas yang disampaikan dianggap benar dan kalau non islam praangapan yang di sampaikan bisa jadi tidak benar.       



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon