Tuesday, September 26, 2017

TATA CARA PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM "PENGENALAN ALAT PENGUKURAN LAMA PENYINARAN MATAHARI DALAM SUHU UDARA DAN SUHU TANAH










Acara I


Pengenalan Alat Pengukuran Lama Penyinaran Sinar Matahari, Suhu Udara dan Suhu Tanah
















BAB I
 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat yang digunakan harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.   Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.                               
          Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah: radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.                                                                      Alat-alat yang ada di laboratorium mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu. Semakin lengkap alat-alat praktikum dalam sebuah laboratorium, maka semakin mudah kita meneliti dan mengamati objek observasi. 
          Pengenalan alat dalam praktikum sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang karena seseorang akan mengalami kesulitan untuk memahami setiap kegiatan praktikum kalau belum mengenal alat-alat praktikum itu sendiri.           

B.     Tujuan Praktikum                        
            praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat pengukuran  lama penyinaran sinar matahari, suhu udara, suhu tanah dan memahami            cara kerjanya masing-masing.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                 Variasi musiman dalam hal radiasi matahari yang mencapai permukaan, menimbulkan variasi dalam bujet energi permukaan, seperti halnya perbedaan siang dan malam. Untuk membuktikan hal ini dapat digunakan suhu rata-rata klimatologis selama 12 bulan tiap tahun. Duabelas rata-rata bulan itu memberikan suatu deskripsi tentang perjalanan tahunan suhu(Trewartha dan Horn, 2009:132).    
                 Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab utama perubahan pergerakan atmosfer sehingga dapat dianggap   sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar.Tetapan radiasi matahari didefenisikan sebagai jumlah fluks (aliran) radiasi matahari yang diterima pada permukaan di luar atmosfer tegak lurus terhadap sinar matahari  dan bumi(Guslim, 2009: 67).
                 Suhu atau juga sering disebut dengan istilah temperatur adalah merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda yang mencerminkan energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut sebagai ukuran intensitas/ derajat panas. Satuan suhu yang dikenal umumnya ada empat sesuai dengan nama penemunya yaitu: Celcius (C) , Fahrenhait (F) , Reamur (R) dan Kelvin (K). Perbandingan skala dari keempat satuan suhu tersebut masing-masing:   5  :  9  :  4  :  5. Panas merupakan salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda dan diukur dalam satuan Joule (J) atau kalori (cal)( Soemeinaboedhy, 2006: 39 ).                      Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara. Definisi suhu. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur.     Suhu yang menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda maka  semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut(http://atmosfer-suhu.blogspot.com, 2008).     
            Secara umum alat untuk mengukur suhu dikenal degan “Termometer“. Sedangkan alat pengukur suhu otomatis  yang menggunakan kertas pias sebagai perekam datanya disebut “Termograf“. Termogram adalah tempat pencatatan data tersebut (kertas pias). Dengan kemajuan teknologi, alat pengukur suhu otomatis tidak lagi menggunakan kertas pias, tetapi data tsbt direkam pada penyimpanan data elektronik disebut dengan data logger. Pada stasiun klimatologi, alat-alat tersebut diletakkan dalam sangkar khusus / sangkar cuaca disebut “Stevensen Screen(Soemeinaboedhy, 2006: 45).                                                Suhu tanah juga perlu diukur, karena suhu tanah ini sangat mempengaruhi mikroflora dan mikrofauna yang terkandung dalam tanah yang menguntungkan dan menyuburkan tanah setempat. Suhu tanah ini dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari. Intensitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat terhadap matahari dan tebal tipisnya lapisan ozon di atmosfer. Semakin dekat kedudukannya terhadap matahari, maka intensitas cahaya matahari yang diserap tanah akan semakin tinggi sehingga suhu permukaan tanah biasanya akan semakin tinggi. Fenomena terjadinya pemanasan global yang terjadi sekarang ini adalah karena menipisnya lapisan ozon yang berfungsi untuk menyerap radiasi matahari sebelum sampai ke bumi, karena lapisan ozon semakin menipis maka kemampuannya untuk menyerap radiasi matahari semakin berkurang akibatknya intensitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi akan sangat tinggi, sehingga suhu tanah akan menjadi semakin tinggi. Jika suhu tanah terlalu tinggi (ekstrim) bisa mematikan mikroflora dan mikrofauna tersebut sehingga tanah menjadi tidak subur, selain itu dapat mengganggu aktivitas fotosintesis, dan respirasi tumbuhan. Untuk menghindari pengaruh radiasi matahari tersebut, maka teknik pemulsaan (mulching) pada tanah yaitu menutupi permukaan tanah dengan jerami, sisa-sisa tanaman, kompos atau bahan lainnya, dapat dilakukan karena salah satu manfaatnya adalah selain mempertahankan kelembaban dan suhu tanah juga dapat mendorong penyerapan unsur hara oleh akar-akaran juga dapat mempertahankan keberadaan mikroflora dan mikrofauna sehingga kesuburan tanah tersebut dapat terjaga(http://efrin4mzil.blogspot.com, 2009).   
            Permasalahan yang sering timbul adalah bahwa pengukuran data agroklimat tidak akurat, sebelum alat dipasang maka perlu ditera terlebih dahulu. Setiap alat serendah rendahnya harus mempunyai nilai baku nasional sehingga ketelitian pengukuran dapat dijamin dan data dapat diandalkan . Ketelitian dan pengamatan mudah berubah karena berbagai sebab, antara lain ketidakteraturan perputaran silinder jam, pena kering, pemasangan kertas pias tidak tepat, pena erlalu keras menekan silinder, lupa menempelkan pena pada kertas, kerusakan sensor(http://www.scribd.com, 2009).













BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum                                                                                           Praktikum agroklimatologi ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei             2010 dari pukul 16.00 s.d. 17.00 Wita di Laboratorium Fisika dan Konservasi      Tanah Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B. Alat dan Bahan Praktikum                                                                                                 Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini antara lain     adalah termometer ruangan, alat pengukur lama penyinaran surya tipe      Jordan, termometer  tanah  selubung  logam, dan waterfash.       
                 Bahan praktikum yang digunakan adalah kertas pias tipe Cambell           Stokes dan kertas pias tipe Jordan.
C.             Prosedur Kerja                                                                                                                    Dalam praktikum ini ada beberapa prosedur kerja dalam            pelaksanaan,    diantaranya :  
        1. Didengarkan  Penjelasan  yang  disampaikan  dari  coordinator  asistensi.
 2.  Diperhatikan   dengan seksama apa yang disampaikan oleh coordinator       asistensi.
 3.  Diamati semua alat praktikum yang diperlihatkan oleh coordinator asistensi.
 4. Digambar alat-alat praktikum yang telah diamati.     











BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    Gambar Alat
 













Gambar 1. Alat ukur lama penyinaran matahari                      Gambar 2. Termometer tanah       tipe Jordan                                                                   selubung logam                                     
 






               
Gambar 3. Termometer ruangan                                  Gambar 4. Kertas pias tipe                                                                                                 Cambell Stokes     
 







          Gambar 5. Kertas pias tipe Jordan


B.  Bagian-bagian Alat
      Termometer Ruangan
      Bagian-bagiannya yaitu:
            1. Tabung
            2. Air raksa
            3. Skala derajat Celcius
            4. Skala derajat Fahrenhaet
     Alat pengukur lama penyinaran tipe Jordan
      Bagian-bagiannya yaitu:   
            1. Tutup Silinder Jordan                                            
            2. Celah sinar 
            3. Silinder Jordan       
            4. Dasar alat   
            5. Pengukur Inklinasi 
            6. Lubang sekrup penguat
            7. Penyangga  
Termometer tanah selubung logam          
Bagian-bagiannya yaitu:  
     1. Tutup selubung      
     2. Selubung termometer         
     3. Lubang hawa         
     4. Ujung selubung      
 Kertas Pias Tipe Campbell Stokes
 Bagian-bagiannya yaitu: 
      1.  lubang bekas bakar yang menunjukkan lamanya penyinaran matahari
           yang optimal
 Kertas Pias Tipe Jordan
Bagian-bagiannya yaitu:
      1. Skala dengan selisih sepuluh menit
      2. warna biru tua
      3. Skala dengan selisih satu jam
Waretpass
C.  Fungsi dan Cara Pemasangan
Termometer Ruangan                                                                                                  Fungsi dari bagian-bagian alat ini:
            1. Tabung
                 Berfungsi sebagai penampung sekaligus sebagai pelindung air                                         raksa.
            2. Air raksa
                 Berfungsi sebagai penunjuk suhu yang bereaksi.
            3. Skala derajat Celcius
                 Berfungsi sebagai ukuran derajat suhu skala Celcius.
            4. Skala derajat Fahrenhaet
                 Berfungsi sebagai ukuran derajat suhu skala Kelvin.
  Cara pemasangannya:                                                                                                Termometer model ini tidak perlu dibongkar pasang sebab telah didesign  sedemikian rupa sehingga penggunaan tinggal menaruhnya dimana mereka suka.
Alat Pengukuran Lama Penyinaran Matahari Tipe Jordan                                          Fungsi dari bagian-bagian alat pengukuran lama penyinaran matahari tipe jordan:         
1. Tutup Silinder Jordan         
            Berfungsi untuk membuka dan menutup tabung silinder sehingga                sapat mengganti kertas grafik atau pias yang ada di dalam silinder.
2. Celah sinar  
            Fungsinya sebagai tempat masuknya sinar matahari yang akan         membakar kertas pias sehingga dapat di ukur lamanya penyinaran.     Celah sinar ini berjumlah dua buah.   
3. Silinder Jordan       
            Silinder Jordan ini berfungsi sebagai tempat meletakkan kertas        pias dan juga sebagai penangkap sinar.   
4. Dasar alat   
             Fungsi dasar alat ini yaitu agar alat ini bisa duduk pada tempat        dimana diletakkan.     
5. Pengukur Inklinasi 
            Bagian ini berfungsi sebagai pengatur dan penunjuk arah sinar         matahari yang datang sehingga matahari dapat masuk dalam silinder melalui celah sinar.     
6. Lubang sekrup penguat
            Lubang ini berfungsi untuk menguatkan bagian utama dari alat        agar tidak tejadi pergeseran ketika pemasangan.   
7. Penyangga
     Berfungsi sebagai penopang agar alat ini tidak terjatuh.
Cara pemasangan :
a.       Dicari tempat yang terbuka (memperoleh penyinaran) matahari secara sempurna sepanjang hari.
b.      Dipasang alat ditempat yang cukup tinggi seperti atap rumah (bangunan) tiang tembok.           
c.       Diletakkan dasar alat dengan posisi mendatar
d.      Diatur kedudukan alat sedemikian rupa, agar sumbu tengah silinder Jordan sejajar dengan bidang tengah bumi dan tutup silinder harus menghadap kearah bidang ekuator.           
e.       Diatur sudut silinder Jordan sesuai sudut inklinasi.          
f.       Dibuka silinder jordan dan bersihkan agar dinding silinder bagian dalam tetap kering    .
g.      Dipasangkan kertas pias melingkar dalam silinder Jordan dengan posisi bagian yang berwarna biru disebelah dalam serta lubang kertas pias tepat pada kedua celah silinder Jordan.           
h.      Dipasang tutup silinder dengan menekan bagian tutup sedemikian rupa agar terpasang kuat      .
i.        Diganti kertas pias setelah matahari terbenam guna pengamatan berikutnya.
j.        Ditentukan lama penyinaran matahari yang terukur dengan cara menghitung bagian skala pada kertas pias yang terbakar (jarak kertas pias bernilai 1 jam penyinaran, sedang jarak antar kedua garis = 10m).
     Termometer tanah selubung logam    
     Fungsi dari bagian-bagian alat termometer tanah selubung logam sebagai berikut:  
1. Tutup selubung       
            Fungsi dari bagian ini adalah untuk membuka dan menutup             selubung jika termometer akan di lepas dan juga sebagai tempat             memegang.
2. Selubung termometer         
            Selubung ini merupakan penutup termometer dan juga untuk           melindungi termometer dari pengaruh suhu yang lain akibat air, dan          lain-lain dan juga menghindari termometer rusak.     
3. Lubang hawa          
     Fungsinya adalah sebagai tempat jalan masuknya hawa atau suhu            tanah.
4. Ujung selubung
            Fungsinya sebagai penusuk kedalam tanah.
Cara pemasangannya adalah sebagai berikut :
a.       Dimasukkan selubung termometer ke dalam tanah secara cacak sampai pada kedalaman 5, 10 atau 20 cm.
b.      Dibuka tutup selubung termometer, kemudian dimasukkan termometer kedalam selubung tersebut secara perlahan-lahan.
c.       Setelah bagian pengindra dari termometer menyentuh bagian bawah selubung, diatur  posisi termometer sedemikian rupa sehingga sekala termometer berada pada celah selubung untuk memudahkan pembacaana.
d.      Dipasang tutup selubung dan biarkan alata selama 1 jam untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman 5,10cm, 2,5 jam untuk kedalaman 10-15cm dan 4,75 jam untuk kedalaman 15-30 cm.
     Kertas pias
                 Fungsi dari bagian-bagian alat termometer tanah selubung logam sebagai berikut:
1.      Skala
Fungsinya sebagai ukuran lama penyinaran.
2.       Warna biru dongker (biru tua)
Fungsinya sebagai penunjuk  lama penyinaran matahari yang optimal pada tipe Jordan.
3.      Lubang bekas bakar
Fungsinya sebagai penunjuk lamanya penyinaran matahari yang optimal pada tipe Campbell Stokes.
                        Cara pemasangannya kertas pias di pasang melingkar dalam silinder Jordan dengan posisi bagian yang berwarna biru disebelah dalam serta lubang kertas pias tepat pada kedua celah silinder Jordan.
5.  Waterpass
                        Fungsinya sebagai pengukur keseimbangan penyangga alat pengukuran tipe Jordan.
                        Cara pemasangannya alat ini diletakkan diatas dasar alat pengukur lama penyinaran matahari tipe Jordan tersebut.






















BAB V
PEMBAHASAN
            Jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi sangat bervariasi, tergantung pada tempat dan waktu. Faktor tempat yang menentukan adalah letak lintang dan keadaan atmosfir terutama adalah keadaan awan. Sedangkan factor secara mikro yang menentukan adalah perbedaan radiasi yang terjadi dalam sehari maupun musiman.
                Penyinaran matahari ini dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur penyinaran tipe Jordan untuk mengetahui berapa besar penyinaran dalam satu hari. Setelah diketahui berapa besar penyinaran tersebut kemudian peneliti bias menyimpulkan pemanasan dalam satu hari. Alat ini diatur sedemikian rupa, agar sumbu tengah silinder Jordan sejajar dengan bidang tengah bumi dan tutup silinder harus menghadap kearah bidang ekuator dan diatur sudut silinder Jordan sesuai sudut inklinasi.
            Suhu udara merupakan keadaan panasnya udara dalam jangka waktu tertentu. Alat pengukur suhu disebut termometer. Termometer dibuat dengan berdasarkan sifat-sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga sifat merubahnya tahanan listrik terhadap suhu. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu-suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak perlu menempelkan alat tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga untuk mengukur derajat suhu, pertama-tama ditentukan dua titik tertentu yang disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu. Kemudian diantara dua buah titik yang telah di tentukan tersebut dibagi kedalam suatu skala, yang menunjukan derajat suhu.
            Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer ruangan disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama termometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer yang mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap didalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan.            Termometer ruangan bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka air raksa dalam termometer akan mengembang. Temperatur pada termometer diukur dengan skala temperatur yang berimpit dengan letak permukaan air raksa.   
            Suhu tanah dapat dideteksi dengan alat yang disebut thermometer tanah. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara atau selatan dan tinggi dari permukaan laut.            
            Pengukuran suhu tanah umumnya dilakuan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm. Bagi Indonesia, pemanasan dan pendinginan tiap hari silih berganti khususnya pada bulan maret-april dan September-Oktober pemanasannya lebih banyak daripada bulan lain. Termometer yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan adalah termometer selubung logam. Tremometer ini dipasang
dengan cara dimasukkan selubung termometer ke dalam tanah secara cacak sampai pada kedalaman 5, 10 atau 20 cm. Termometer lain yang bisa digunakan adalah termometer selubung kayu dan termometer tanah bengkok.        











BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
       Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
  1. Lama penyinaran matahari dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut tipe jordan.
  2. Suhu udara dan suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan termometer ruangan dan termometer selubung logam.
  3. Dalam pengukuran lama penyinaran matahari digunakan kertas pias sebagai skala penunjuk lamanya penyinaran matahari yang optimal.
  4. Untuk menentukan kesimbangan dalam pengukuran agar tidak terjadi kesalahan digunakan waterpass sebagai pengukur keseimbangan alat tersebut.
  5. Masing-masing alat mempunyai cara kerja dan fungsi tertentu.
B.     Saran
              Dalam praktikum ini diharapkan Co.Ass. agar lebih jelas memberikan        keterengan tentang fungsi dan bagian alat-alat yang digunakan dalam           praktikum.


















Acara II

Pengenalan Alat Pengukuran Kelembaban Nisbi











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
             Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan  oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total  massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air;jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering  
          Diatmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di udara disebut lengas (kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak berbau, tidak terlihat dan tidak berwarna, uap air ialah air dalam bentuk dan keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer disebabkan kerana penguapan. Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah panas yang tertentu. Jumlah yang lepas disebut panas pengembu. Jadi pada pengupan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Hal ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan sejumlah panas. Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuhan.
          Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu  hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
B.     Tujuan Praktikum
          praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat pengukuran kelembaban nisbi dan memahami cara kerjanya masing-masing.                         




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Kelembaban adalah banyaknya  uap air yang ada diudara  meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3(Hanum, 2009: 40).
            Definisi kelembaban udara merupakan banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu :
  1. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
  2. Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara lengas.
  3. Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
  4. Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan massa udara basah.
  5. Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
  6. Suhu virtual.
            Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar(www.cuaca jateng.com, 2009). 
            Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi(relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan  kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah
Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dinyatakan dengan berbagai macam ukuran , yaitu :
Kelembaban specifik (p) dan Nisbah campuran (r)
            Kelembaban spesifik adalah perbandingan antara masa uap air (mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi (relative humidity, RH)
            Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
            Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
            Defisit tekanan uap air (vpd) selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktualnya menyatakan tekanan uap air (vpd). Defisit ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilainya udara semakin kering.
Suhu titik embun (dew point, Td)(http://machohacker.wordpress.com/kelembaban-udara, 2009).
            Pada tekanan uap air (ea) tetap maka pendinginan udara akan meningkatkan RH sampai 100% pada saat ea = es suhu pada wakti tercapainya ea=es disebut dengan suhu titik embun (Td) dan bila suhu turun terus maka uap air akan berubah menjadi air (kondensasi). Dialam pengembunan terjadi pada pagi hari sekitar saat terjadinya suhu minimum. Proses kondensasi ini juga terjadi diawan dengan suhu titik embun terjadi pada aras kondensasi yang merupakan dasar awan. Diatas dasar awan suhunya makin rendah sehingga uap air akan berubah menjadi butir-butir air (kondensasi) yang membentuk awan tersebut(Soemeinaboedhy, 2006: 48).
            Terdapat empat macam dasar cara pengukuran kelembaban nisbi udara:
1. Metoda thermodinamik
2. Metoda perubahan ukuran (panjang) benda higroskopik
3. Metoda perubahan nilai suatu listrik
4. Metoda kondensasi
Metode yang digunakan di stasiun klimatologi Fakultas Pertanian ialah metode thermodinamik. Pengukuran kelembaban nisbi udara dengan metode ini membutuhkan psikometer atau secara langsung dapat menggunakan hygrometer.  Alat-alat ini diletakkan dalam sangkar cuaca(http://cuacajateng.com, 2009).
            Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer(http://catetankuliah.blogspot.com/alat-alat-klimatologi.html, 2009).
Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut higrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut dengan psikrometer. Pengukuran kelembaban udara dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan salah satunya adalah metode pertambahan panjang. Metode pertambahan panjang menggunakan prinsip pemuaian linier benda higroskopis (rambut) apabila kelembaban (nisbi) meningkat. Naiknya kelembaban nisbi berkorelasi dengan pertambahan pajang rambut, sehinggan higrometer dapat dibuat berdasarkan kalibrasi hubungan antara kelembaban nisbi dengan pertambahan panjang benda higroskopis tersebut(Soemeinaboedhy, 2006: 52).
Pencatatan suhu dan kelembaban nisbi berupa grafik yang tertera di atas kertas grafik khusus yang memiliki dua kolom yaitu kolom atas untuk pencatatan suhu (C ) dan kolom bawah untuk pencatatan kelembaban (%). Suhu tercatat (tergambar) oleh lengan pencatat yang ada pada bagian ujungnya dilengkapi dengan pen (tabung pena), lengan ini berada dibagian atas, sedangkan lengan pencatat bagian bawah akan mencatat (menggambar) hasil pengukuran kelembaban nisbi udara(Anonim, 2010: 28).























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.   Waktu dan Tempat Praktikum
                 Praktikum agroklimatologi ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2010    dari pukul 16.00 s.d. 17.00 Wita di Laboratorium Fisika dan Konservasi          Tanah Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.   Alat dan Bahan Praktikum
           Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah termometer bola basah dan bola kering, termohigrograf mini, dan higrometer.
           Bahan praktikum yang digunakan adalah kertas grafik.
C.   Prosedur Kerja    
                 Dalam praktikum ini ada beberapa prosedur kerja dalam pelaksanaan,    diantaranya :
1.      Didengarkan  Penjelasan  yang  disampaikan  dari  coordinator  asistensi.
2.      Diperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh coordinator asistensi.
3.      Diamati semua alat praktikum yang diperlihatkan oleh coordinator    asistensi.
4.      Digambar atau difoto alat-alat praktikum yang telah diamati.
             












BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    Gambar Alat-alat Praktikum
Gambar 6. Termometer Bola Basah dan Bola Kering

Gambar 7. Kertas Grafik

 



                                                                                                                                                                   

Gambar 8. Termohigrograf Mini
Gambar 9. Higrometer

B.     Bagian-bagian Alat
Termometer Bola Basah dan Bola Kering
1.      Termometer bola kering
2.      Termometer bola basah
3.      Tabung berisi air
4.      Kain muslim
Kertas Pias
Termohigrograf Mini
1.     Drum arloji                                
2.   Gir (roda gigi)                            
3.  Penjepit kertas                           
4.  Tabung pen                          
5.  Lengan pen (temperatur)         
6.  Lengan pen (kelembaban)
7.  Sekrup penyesuai kelembaban
8.   Rambut (indra kelembaban)
9.       Lempeng logam (indra temperatur)
10.   Dasar alat
11.   Sekrup penyesuai temperatur
12.   Alat penggeser lengan pen
13.   Tangkai pengunci tutup
Higometer
1.      Skala untuk temperature
2.      Skala untuk kelembaban
C.   Fungsi dan Cara pemasangannya
Termometer Bola Basah dan Bola Kering
            Merupakan termometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (termometer bola kering). Adapun termometer bola basah adalah termometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain muslim basah agar  suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu yang tepat. Namun pada termometer bola basah ini bagian bawahnya dihubungkan dengan air sehingga tempratur di termometer ini akan ditekan oleh air. Dengan bantuan air ini maka akan didapatka kelembaban nisbi udara.
Kertas Grafik
            Berfungsi sebagai tempat membaca skala teperatur dan kelembaban yang dipasang secara melingkar pada drum arloji kemudian dijepit.
Termohigrograf Mini
            Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis yaitu mencatat suhu dan kelembaban nisbi udara, secara bersamaan diatas kertas gerafik yang dipasang pada sekeliling drum arloji.
Cara pemasangannya:
1.      Dibuka tutup alat dengan menggeser tangkai pengunci yang berada pada dasar alat, kearah kiri kemudian diangkat tutup alat secara perlahan-lahan.
2.      Dibuka drum arloji (clock drum) dari posisinya dengan terlebih dahulu memutar
3.      Dipasang gir (roda gigi) yang memiliki 18 buah gigi pada posisi lubang gir untuk pencatatan 7 hari yang terletak dibagian bawah drum arloji, sedangkan jika alat dipakai untuk pencatatan hanya satu hari, maka dipasang gir(roda gigi) yang memiliki 22 buah gigi pada lubang gir untuk pencatatan satu hari.
4.      Gir (roda gigi) yang tidak dipakai harus dilepas dan disimpan ditempat penyimpanan gir yang berada dibagian drum arloji.
5.      Dipasang kertas gerafik pada drum arloji dengan posisi datar kemudian dijepit kedua ujung kertas grafik tersebut dengan alat penjepit.
6.      Diletakkan drum arloji diatas tangan kiri sambil memegang kuat drum arloji, kemudian diputar kuncian dengan menggunakan kunci khusus sebanyak 9 kali putaran penuh (setiap putaran 360°).
7.      Dipasang kembali drum arloji pada posisi semula, penjepit kertas grafik berada/ditempatkan disebelah kiri, berdekatan dengan lengan pen, ujung pen berada dibelakang penjepit kertas.
8.      Dibuka penutup pen, kemudian dikaitkan lengan pen dengan menekan/menggeser alat penggeser lengan pen yang berada dibawah lengan hingga menyentuh tepat pada skala kertas grafik yang telah ditentukan berdasarkan hasil penyesuaian suhu dan kelembaban pada saat tertentu dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
9.      Ditetapkan posisi ujung pen dengan mengatur/memutar sekrup penyesuain, yaitu:
a.       Sekrup penyesuaian kelembaban nisbi, terletak dibagian atas diputar kekanan untuk menggeser lengan pen keatas dan diputar kekiri untuk menggeser lengan pen kebawah.
b.      Sekrup penyesuaian temperatur, terletak dibagian samping diputar kekanan untuk menggeser lengan pen keatas diputar kekiri untuk menggeser lengan pen kebawah.
c.      Ditempatkan alat sedemikian rupa dan dikunci tutupnya dengan menggeser tangkai pengunci ke kanan.
d.     Ditempatkan alat ini di tempat yang terlindung dari sinar matahari, kemudian dilakukan pengukuran sesuai dengan interval yang dikehendaki.
e.      Dilakukan evaluasi data yang diperoleh selama melakukan pengukuran, kemudian dicantumkan dalam tabel hasil pengamatan.
Higometer
                 Higrometer  berfungsi untuk mengukur kelembaban udara relatif (RH) sekaligus mengukur temperature udara. Cara pemasanganya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian ditunggu dan dibaca skalanya, skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu(temperatur) dengan derajat celcius.







BAB V
PEMBAHASAN
                Kelembaban udara adalah persentase jumlah uap air yang ada diudara. Kelembaban di udara dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : Radiasi matahari, jumlah vegetasi, luas daratan dan lautan, serta kecepatan angin.
            Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, kelebaban juga dipengaruhi oleh curah hujan yaitu apabila  curah hujan tinggi maka kelembaban akan meningkat sedangkan pada waktu curah hujan rendah maka kelebaban akan menurun.
            Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah.
            Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.                        
            Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap penyakit dibidang pertanian. Karena pada kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit semakin berkembang, penyakit akan menyebar secara luas bila kelembaban udara lingkungan sesuai dengan kelembaban optimalnya. Sebagai contoh, penyakit akan menyebar dengan bantuan hujan, dengan hujan maka bakteri penyebab penyakit pada tanaman akan lebih mudah berpindah dari tanaman yang sudah terinfeksi ke tanaman yang sehat shingga tanaman yang sehat akan terjangkitai penyakit yang sama. Namun bila kelembaban rendah dalam artian suhu tinggi maka penyebaran penyakit akan berkurang, tapi sebaliknya hama akan berkembang. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan berkembang juga karna virus merupakan mahluk yang selalu mempunyai vektor (vektor virus merupakan ham) jadi bila hama bertambah banyak maka penyakit yang disebabkan oleh virus juga akan berkembang.
  
                Didalam pengukuran kelembaban diperlukan beberapa alat. Alat pengukur kelembaban nisbi udara yang terdiri dari psikometer sangkar, sling psikometer, psikometer Assmann, dan higrograf. Psikometer sangkar memiliki kelebihan yaitu memiliki ketelitian sampai 0,5°C, sling psikometer memiliki kelebihan yaitu ketelitian sampai 0,2°C dan higrograf psikometer type assmann ketelitiannya sampai 0,2°C  memiliki kelebihan ketelitian alatnya sampai 1%. Dari keempat alat tersebut. Psikometer tipe assman adalah yan paling teliti.
            Alat pengukur dan kelembaban nisbi dapat langsung di baca pada alat sedangkan pada
°C dan kelembaban nisbi dan termohigrograf memiliki ketelitian 0,5°C  temperatur suatu saat dan ayunannya dapat dibaca pada kertas grafik. Data pada alat ini merupakan data matang yang siap digunakan.     
            Termohigrograf mini menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat ini dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu udara suatu tempat. Apabila udara lembab rambut akan bertambah panjang dan jika udara kering rambut akan menyusut (menegang/pendek).              
            Termometer Bola Kering, tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
            Termometer Bola Basah, tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
            Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan termometer bola basah dan termometer bola kering ialah:
1.      Sifat peka, teliti dan cara membaca termometer
2.      Kecepatan udara melalui termometer bola basah
3.      Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4.      Letak bola kering atau bola basah
5.      Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain
            Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya, skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
            Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja divided flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem tersebut pada rentang kelembaban relatif yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi, yaitu dari 10% hingga 95%.













BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Untuk mengukur suhu dapat digunakan alat-alat seperti, termometer bola kering dan termometer bola basah, termohigrograf mini, dan higrometer.
2.      Termohigrograf mini terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur dan alat ini menggunakan prinsip sensor rambut, bila udara  lembab rambut bertambah memuai dan bila udara kering  rambut akan menyusut.
3.      Higrometer mempunyai dua skala pengukuran yaitu, skala untuk mengukur temperatur dan kelembaban.
4.      Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung dibungkus dengan kain muslim, sedangkan termometer bola kering merupakan termometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi.
B.     Saran
          Dalam praktikum ini diharapkan Co.Asst. agar lebih jelas memberikan keterengan tentang fungsi dan bagian alat-alat yang digunakan dalam praktikum dan diharapkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini masih bisa berfungsi dengan baik sehingga kita bisa melihat secara langsung cara kerjanya masing-masing.

















Acara III


Pengenalan Alat Pengukuran Kecepatan Angin, Arah Angin dan Curah Hujan















BAB I
PEDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim. Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi.
          Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa anasir iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari, curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
          Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin berfungsi tanpa kehadiran cairan yang berupa air. Bagian besar bumi dan makhluk hidup juga terdiri atas air. Air yang berasal dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul air juga membawa banyak materi yang penting bagi kehidupan, seperti material pupuk yang lengkap bagi tumbuhan. Dengan adanya air hujan diperkirakan sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi setiap tahunnya. Tanpa adanya mekanisme seperti itu, maka mungkin saat ini jumlah jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui.
          Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
          Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi. Satuan yang dipakai adalah milimeter (mm).
B.   Tujuan Praktikum
          praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat pengukuran arah dan kecepatan angin dan curah hujan serta memahami cara kerjanya masing-masing.


         
         












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari suatu tempat ketempat lain, baik secara horisontal maupun vertikal. Massa udara adalah udara dalam  ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang horizontal. Sifat massa udara ini ditentukan oleh: daerah atau tempat dimana massa udara tersebut terjadi; jalan yang dilalui oleh massa udara, dan umur dari massa udara. Gerakan massa udara secara vertikal penting dalam hal pembentukan awan dan hujan, sedangkan kecepatan pergerakan horizontal jauh lebih besar dan mempengaruhi proses perubahan cuaca(Soemeinaboedhy, 2006: 21).    
            Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan di banding udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya segera di gantikan oleh udara sekitarnya, terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat, proses ini terjadi terus menerus. Akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakkan udara atau yang kita sebut angin(http://machohacker.wordpress.com, 2010).
            Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (http://www.alpensteel.com, 2010).
            Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer  ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter. Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin ahíla Wind Vane dan Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian yaitu, (1) anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat per satuan waktu, (2) pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran udara yang melalui pipa-pipanya, (3) pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin. Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin (http://www.klimatologibanjarbaru.com, 2008).
            Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cuppropeller sensor untuk kecepatan angin dan  vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir (http://www.klimatologibanjarbaru.com, 2008).
            Anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan angin. Anemometer terbagi menjadi dua kelompok, pengukur kecepatan angin dan pengukur tekanan angin. Namun karena antara kecepatan dan tekanan saling berhubungan, anemometer jenis apapun dapat memberikan informasi kecepatan dan tekanan sekaligus. Dari berbagai jenis anemometer yang ada (cup, windmill, hot-wire, laser Doppler, sonic, ping-pong ball, plate, tube) kita dapat membaca hasil pengukuran dalam satuan meter per detik (m/s), kaki per menit (ft/min), kilometer per jam (km/h) dan knots (1 knots/mil laut = 1.852 km/h)                                           (http://aerostellar.quasar.co.id/index.php, 2010).
            Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam(file:///wiki/hujan, 2010).
Pertumbuhan butir-butir air (pada awan) menjadi butir-butir yang lebih besar diperlukan untuk terjadinya hujan. Ada dua teori yang dikenal dalam pembentukkan hujan, yaitu teori Bergeron (untuk pertumbuhan awan dingin) dan teori tumbukan dan penyatuan (untuk pertumbuhan butir pada awan hangat)(Handoko, 2005:108).
                Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil(file:///wiki/hujan, 2010).
            Satuan curah hujan diukur dalam mm/inci, curah hujan 1 mm artinya air hujan yang telah jatuh setelah 1 mm dimana air hujan itu tidak mengalir, tidak meresap dan tidak menguap. Hari hujan artinya suatu hari dimana curah hujan 0,5 mm atau lebih perhari, jumlah ini tidak berarti bagi tanaman karena akan habis menguap apabila ada angin, kurang dari ketentuan ini dinyatakan nol. Hari hujan tanaman artinya suatu hari yang curah hujannya kurang dari 2,5 mm dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman(Anonim, 2010: 35).  



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.   Waktu dan Tempat Praktikum
                 Praktikum agroklimatologi ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2010    dari pukul 16.00 s.d. 17.00 Wita di Laboratorium Fisika dan Konservasi          Tanah Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.   Alat Praktikum
           Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah anemometer dan penangkar hujan otomatis.
C.   Prosedur Kerja    
                 Dalam praktikum ini ada beberapa prosedur kerja dalam pelaksanaan,    diantaranya :
1.      Didengarkan  Penjelasan  yang  disampaikan  dari  coordinator  asistensi.
2.      Diperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh coordinator asistensi.
3.      Diamati semua alat praktikum yang diperlihatkan oleh coordinator asistensi.
4.      Digambar atau difoto alat-alat praktikum yang telah diamati.













BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    Gambar Alat-alat Praktikum

Gambar 10. Anemometer
Gambar 11. Penangkar Hujan Otomatis
B.     Bagian-bagian Alat
Anemometer
1.  Baling-baling (kecepatan angin)
2.  Baling-baling (arah angin)
3.  Dinamo
4.  Tempat tiang
5.  Tempat/alat perekam
6.  Besi penyangga
Penangkar hujan Otomatis
1.      Wadah
2.      Saringan
3.      Tutup (mulut takar)
4.      Kabel cok
 C. Fungsi dan Cara pemasangannya
       Anemometer
 Alat ini berfungsi untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
       Cara Pemasangan
1.      Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan.
2.      Alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Untuk klimatologi 2 meter dari permukaan tanah dan 10 meter untuk lapangan terbang.
Penangkar Hujan Otomatis
   Alat ini berfungsi untuk mengukur curah hujan yang jatuh pada suatu daerah
Cara Pemasangan
1.      Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring (lereng bukit), di atas dinding atau atap.
2.      Penakar tidak boleh dipasang dipuncak bukit, dimana tanah disekitarnya turun dengan curam.
3.      Pilih tempat atau tanah yang datar, bebas dari benda-benda disekitarnya seperti pohon-pohon disekitarnya.
4.      Jika disekitar tempat pemasangan terdapat benda-benda, usahakan agar jarak benda terhadap penakar hujan paling sedikit satu kali lebih tinggi benda tersebut (dihitung dari bagian atas/corong penakar hujan).
5.      Penakar hujan dipasang dengan jalan menyekrupnya pada sebuah balok bulat yang sudah dicat putih, dan yang ditanam pada fondasi beton.






























BAB V
PEMBAHASAN
            Angin dan hujan merupakan dua faktor dari beberapa unsur iklim yang penting dalam pertanian misalnya, secara fisika proses transpirasi tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air tanah dan  angin. Selain proses metabolisme, proses pembungaan, pengisian biji dan pematangan biji atau buah juga sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin dan hujan. Angin dapat membantu dalam penyerbukan tanaman, berperan dalam perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain dan dapat sebagai pemindah uap air dari suatu tempat (laut) ke tempat lain (daratan), yang memungkinkan terjadinya hujan, kabut, atau embun di suatu tempat apabila mengalami kondensasi, selain itu angin juga berperan penting dalam dunia perikanan dan kelautan misalnya, gerakan yang ditimbulkan terutama oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air. Angin ini menghasilkan dua macam gerakan, yaitu gelombang dan arus.         
            Alat yang dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Anemometer yang digunakan adalah anemometer tipe putaran yaitu Cup anemometer, dimana sensor laju anginnya terdiri atas 3 Cup yang dihubungkan oleh lengan yang ditempelkan pada as. Seluruh Cup menghadap ke satu arah melingkar sehingga apabila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Alat ini memberi tanggapan atas gaya dinamik yang berasak dari angin yang bekerja pada alat tersebut. Gaya dinamik yang berasal dari angin pada permukaan cekung lebih besar daripada permukaan cembung cup. Perputaran sumbu sistem cup dihubungkan secara mekanik atau elektronik dengan suatu alat yang dinamakan generator sinyal, untuk keperluan pencatatan generator sinyal ini berupa penghitung putaran.Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan. Cara pemasangannya pun harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah dan ntuk klimatologi 2 meter dari permukaan tanah dan 10 meter untuk lapangan terbang.
            Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi yang tertampung diukur dengan menggunakan alat penangkar hujan otomatis yang telah disambungkan dengan komputer. Cara pemasangannya Penakar hujan ini tidak boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring (lereng bukit), di atas dinding atau atap, tidak boleh dipasang dipuncak bukit, dimana tanah disekitarnya turun dengan curam. Sebaiknya dipilih tempat atau tanah yang datar, bebas dari benda-benda disekitarnya seperti pohon-pohon disekitarnya.
            Penangakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium semua alat penangkar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penangkar hujan otomatis (OBS). Penangkar hujan OBS adalah manual. Alat penakar hujan di bagi dua yaitu pertama, alat penakar curah hujan otomatis dari type Hellman Obrometer dan yang kedua alat penakar curah hujan biasa (tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium.
            Satuan yang sering digunakan dalam pengukuran curah hujan adalah milimeter (mm) ataupun inchi (in) merupakan satuan yang digunakan dalam mengukur curah hujan. Hujan sendiri merupakan istilah yang biasa digunakan di Indonesia untuk menunjukkan bentuk endapan yang sering dijumpai, selain salju (biasa dijumpai di negara dengan 4 musim) dan batu es hujan. Kembali ke satuan curah hujan, seperti disebutkan di atas bahwa satuan untuk mengukur curah hujan yaitu millimeter ataupun inchi (1 inchi = 25,4 mm), hal ini menandakan bahwa curah hujan dinyatakan sebagai tinggi ataupun panjang. Sebagai contohnya adalah jika jumlah curah hujan yang turun ke bumi adalah 1 mm ini menunjukkan bahwa tinggi air hujan yang menutupi permukaan sebesar 1 mm jikazat cair tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau atau menguap ke atmosfer.      





BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
1.      Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut) sedangkan angin merupakan perpindahan suatu massa udara dari suatu tempat ketempat lain secara horizontal.
2.      Alat yang dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer, sedangkan alat penangkar hujan yang sering digunakan adalah penakar curah hujan otomatis dari type Hellman Obrometer dan alat penakar curah hujan biasa (tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium.
3.      Pemasangan alat-alat tersebut harus terbebas dari segala naungan apapun.
4.      Satuan yang sering digunakan dalam pengukuran curah hujan adalah milimeter (mm) ataupun inchi (in).
5.      Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter/detik, kilometer/jam dan mil/jam.
6.      Hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.
B.     Saran
         Sebaiknya praktikum ini tidak hanya sebatas memperkenalkan alatnya      tetapi harus melakukan percobaan secara langsung agar kita mengetahui        kelebihan dan kelemahan masing-masing alat yang diperkenalkan.






Artikel Terkait

2 komentar


EmoticonEmoticon