MAKALAH PSIKOLOGI
SASTRA
“PSIKOANALISIS SOSIAL”
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN
DAERAH
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, kami telah menyelesaikan Makalah Psikologi Kepribadian; Teori
Psikoanalisis Sosial – Karen Horney. Kami menyelesaikan tugas ini berdasarkan
jurnal-jurnal yang telah membahas mengenai teori kepribadian Karen Horney.
Berkat tugas ini, kami lebih memahami bagaimana pandangan dasar, prinsip,
struktur, dinamika serta perkembangan kepribadian menurut teori psikoanalisis
sosial Karen Horney. Dengan demikian, kami tidak lagi berpandangan bahwa
psikoanalisis merupakan teori yang membahas kepribadian berdasarkan libido yang
dikemukakan oleh Sigmund Freud, tetapi juga ada psikoanalisis yang dipengaruhi
lingkungan sosial seperti yang dikemukakan Karen Horney.
Kami menggunakan
buku-buku cetak, jurnal-jurnal mengenai tema terkait, serta materi di website sebagai literatur acuan teori yang kami pakai sebagai landasan kami dalam
membuat makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu terlaksananya pembuatan makalah ini. Kami memang manusia yang
tidak luput dari kesalahan. Apabila ada kata-kata atau penulisan yang kurang
berkenan, kami mohon maaf.
Mataram , April
2016
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... 01
DAFTAR ISI....................................................................................................... 02
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................
03
I.
LATAR
BELAKANG...........................................................................
03
II.
RUMUSAN
MASALAH........................................................................
04
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................
05
I.
PANDANGAN
DASAR.........................................................................
05
II.
PRINSIP
KEPRIBADIAN KAREN HORNEY.................................
07
III.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN.............................................................
11
IV.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN..............................................................
14
V.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN................................................
15
BAB III : PENUTUP.......................................................................................... 17
I.
KESIMPULAN....................................................................................... 17
II.
KRITIK
TERHADAP TEORI HORNEY........................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Pada akhir abad 100, Sigmund Freud untuk
pertama kalinya mengkombinasikan speklasi-spekulasi filosofis dengan metode
ilmiah primitif. Dari pengombinasian antara spekulasi dan bukti klinis, Freud
mengembangkan sebuah teori modern pertama mengenai kepribadian. Kemudian,
sejumlah peneliti lain ikut mengembangkan teori kepribadian, sebagian dari
mereka mengandalkan spekulasi filosofis dan yang lain berangkat dari bukti
empiris, namun tetap saja kedua kubu mengkombinasikan kedua aspek dalam derajat
masing-masing.
Istilah kepribadian berasal dari bahasa
Latin persona, mengacu kepada topeng
teatrikal yang dikenakan aktor-aktor zaman Romawi dulu dalam drama-drama Yunani
mereka. Para aktor Romawi Kuno ini mengenakan sebuah topeng (persona) untuk
memproyeksikan sebuah peran ata penampilan yang keliru. Penggalian istilah
kepribadian dengan cara seperti ini tentunya tidak dapat menghasilkan definisi
yang bisa diterima.
Meskipun tidak ada definisi tunggal yang
diteima oleh semua teoitisi kepribadian namun dapat dikatakan secara umum bahwa
kepribadian (personality) adalah suatu pola watak yang relatif permanen, dan
sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi
perilaku seseorang. Watak (traits) memberikan kontribusi bagi
perbedaan-perbedaan individu dalam perilakunya,konsistensi perilakunya
disepanjang waktu, dan stabilitas perilaku tersebut disetiap situasi. Watak
mungkin saja unik, atau umum bagi beberapa kelompok orang, atau mungkin
dimiliki seluruh spesies manusia namun, polanya selalu berbeda bagi setiap
individu. Karena itu, masing-masing pribadi meskipun mirip dengan yang lain
dalam satu-dua hal, tetap memiliki sebuah kepribadian yang unik. Karakter
(characteristic) adalah kualitas unik seseorang yang mencakup atribut-atribut,
seperti temperamen, fisik dan intelegensia.
Teori sosial psikoanalitik Karen Horney
dibangun diatas asumsi bahwa kondisi sosial dan budaya, khususnya pengalaman
masa kanak-kanak, sebagian besar bertanggungjawab bagi pembentukan kepribadian.
Manusia yang tidak pernah terpuaskan kebutuhannya atas cinta dan kasih sayang
selama kanak-kanak akan mengembangkan permusuhan dasar (basic holistic)
terhadap orang tua mereka dan sebagai konsekuensinya, menderita kecemasan dasar
(basic anxiety). Seperti teoritikus kepribadian lainnya, pandangan horney
mengenai kepribadian, merupakan refleksi dari pengalaman-pengalaman hidupnya.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana pandangan
dasar kepribadian menurut Karen Horney?
2.
Bagaimana prinsip
kepribadian menurut Karen Horney?
3.
Bagaimana struktur
kepribadian menurut Karen Horney?
4.
Bagaimana dinamika
kepribadian menurut Karen Horney?
5.
Bagaimana perkembangan
kepribadian menurut Karen Horney?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PANDANGAN
DASAR
Pada mulanya Horney adalah pengikut
Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia
mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik; manusia berada dalam satu
totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian keprbadian seperti fisikokimia,
emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam
hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang utuh.
Disisi
lain, Horney menentang teori Freud dalam hal
:
1. Teori
Freud terlalu mekanistik dan biologis sehingga tidak bisa menggambarkan
keutuhan motivasi dan tigkah laku manusia.
2. Perhatian
Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat penekanan
yang salah pada motivasi sosial dan konflik. Seharusnya, keamana dan
ketidakpuasan (nonseksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya
kepribadian.
3. Tingkah
laku agresi dan destruksi bukan heredutas seperti yang dikemukakan Freud,
tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya.
4.
Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang
inferior dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari lai-laki, sedang
Horney (dan Adler) berpendapat bahwa penis
envy adalah simbolik wanita yang menginnginkan kesamaan status dan kesamaan
seperti pria.
Psikoanalitik teori Karen Horney mengembangkan salah
satu teori yang paling terkenal dari neurosis. Dia percaya neurosis yang
dihasilkan dari kecemasan dasar yang disebabkan oleh hubungan interpersonal.
Teorinya mengusulkan bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan
seringkali digunakan secara berlebihan, menyebabkan mereka mengambil bentuk
kebutuhan.
Menurut Horney, kecemasan dasar (karena neurosis)
dapat terjadi akibat berbagai hal termasuk, "... dominasi langsung atau
tidak langsung, ketidakpedulian, perilaku tak menentu, kurangnya rasa hormat
untuk kebutuhan individu anak, kurangnya bimbingan yang nyata, sikap
meremehkan, terlalu banyak kekaguman atau tidak adanya itu, kurangnya
kehangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam perselisihan orang tua,
terlalu banyak atau terlalu sedikit tanggung jawab, perlindungan lebih,
terpisah dari anak-anak lain, ketidak adilan, diskriminasi, ingkar janji,
suasana bermusuhan, dan seterusnya
"(Horney, 1945).
a.
Pentingnya
Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Horney percaya bahwa konflik neurotik
dapat muncul dari hampir semua tahapan perkembangan, tetapi masa kanak kanak
adalah masa dimana sebagian besar masalah timbul. Horney (1937) menyakini bahwa
pengalaman pengalaman yang merusak (pelecehan seksual, pemukulan atau penolakan)
ini hampir selalu ditimbulkan oleh kurangnya kehangatan kasih sayang yang
tulus.
Kecemasan
dan permusuhan cenderung ditekan (repress),
atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka
kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta
dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang
oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious
circle (1937). Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih
sayang untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1) Kalau kehangatan cinta
dan kasih sayang ini tidak cukup diperoleh, (2) Bayi
menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan karena diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu
tidak hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar
dan permusuhan dasar. (5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin
besar. (6) Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak
terpenuhi sehingga semakin kuat pula
perasaan marah yang timbul. (7) Perasaan permusuhan menjadi semakin kuat. (8) Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya
sedikit itu tidak hilang. (9) Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk
semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan membuat kecemasan dasar dan permusuhan
dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran 4 > 5 >
6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus
terjadi.
Horney (1939) membuat hipotesis bahwa
masa kanak-kanak yang berat berperan penting dalam menimbulkan
kebutuhan-kebutuhan neurotik. Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi kuat karena hal
ini merupakan satu satunya cara bagi sang anak untuk merasakan perasaan aman.
Walaupun demikian satu pengalaman awal tidak bisa berperan untuk membentuk
kepribadian di kemudian hari. Walaupun
pengalaman-pengalaman masa dewasa juga berpengaruh penting, terutama bagi
individu normal, pengalaman masa kanak kanak mempunyai peranan utama dalam
perkembangan kepribadian. Orang orang terus menerus menjalani pola pola tingkah
laku yang sama melakukan hal semacam itu karena mereka mengartikan
pengalaman-pengalaman baru sesuai dengan pola-pola tingkah laku yang sudah
berkembang dalam diri mereka.
b.
Pengaruh
Kultur
Walaupun horney tidak gagal
mempertimbangan faktor genetis, ia berulang kali menitik beratkan pengaruh
kultural sebahagi peran utama perkembangan kepribadian neurotik dan kepribadian
normal. Ia menyakini bahwa kultur modern terbentuk berdasarkan kompetisi antar
individual. Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang ditimbulkan oleh kultur
modern menyebabkan perasaan terpisah. Perasaan sendiri di dunia yang tidak
ramah ini akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kasih sayang (need for affection) yang pada akhirnya
membuat orang menilai cinta terlalu tinggi. Sebagai akibatnya banyak orang
melihat cinta dan kasih sayang sebagai jawaban atas permasalahan yang mereka
hadapi. Memang cinta yang tulus dapat menjadi pengalaman yang baik dan
bermanfaat bagi seseorang. Akan tetapi kebutuhan akan cinta yang berlebihan
akan menjadi dasar yang kuat bagi berkembangnya neurosis.
Menurut horney, masyarakat Barat
mempunyai peranan dalam menimbulkan lingkaran setan ini diantaranya dalam
beberapa hal. Pertama, orang orang dalam masyarakat diperkenalkan dengan ajaran
kultur tentang kekeluargaan dan kerendahan hati kedua keinginan masyarakat
untuk sukses dan berhasil mencapai sesuatu tidak pernah berakhir ketiga
masyarakat Barat meyakinkan orang-orang bahwa mereka hidup bebas dan dapat
memperoleh apapun yang mereka inginkan melalui kerja keras dan ketekunan.
Kontradiksi kontradiksi ini yang
ditimbulakan oleh pengaruh lingkungan dan bukan pengaruh biologis menghasilkan
konflik-konflik intrapsikis yang mengancam kesehatan mental dari orang normal
dan menghasilkan rintangan-rintangan yang sulit dihadapi orang orang neutorik.
B.
PRINSIP
KEPRIBADIAN HORNEY
Konsep
utama Horney adalah kecemasan dasar yang dirumuskan sebagai berikut : perasaan
yang terdapat pada anak karena terisolasi dan tak berdaya dalam dunia secara
potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan dalam lingkungan
dapat menyebabkan anak mereka tidak aman, yakni dominasi langsung atau tak
langsung. Sikap masa bodoh, tingkah laku eratik, kurang menghargai
kebutuhan-kebutuhan pribadi anak, kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap
meremehkan anak, terlalu membanggakan anak atau kurang membanggakannya, kurang
adanya kehangatan yang dapat diandalkan,
harus berpihak dalam perselisihan antara orang tua, tanggung jawab
terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu dilindungi, terisolasi dan
anak-anak lain, ketidak adilan, diskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati,
suasana bermusuhan dan sebagainya.”
·
Kecemasan
Dasar dan Permusuhan Dasar
Kecemasan
berasal dari takut; suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan berteman tak
berdaya dalam dunia penuh ancaman. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh
permusuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk
mengantisipasi bahaya dari orang lain dan untuk mencurigai orang lain itu.
Bersama-sama, kecemasan dan permusuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus
dijaga untuk melindungi keamanan.
·
Kecemasan
dan Konflik
Menurut
Horney semua orang mengalami creature
anxiety, perasaan keceasan yang normal muncul pada masa bayi, ketika bayi
yang lahir dalam keadaan tak berdaya dan rentan itu dihadapkan dengan kekuatan
alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan yang penuh kasih sayang dan
cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani situasi bahaya itu.
Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai akan mengembangkan basic anxiety, bastic, hostility, dan terkadaang neurotik distress.
1.
Konflik
Interpersonal ; kebebasan vs Kesepian
Konflik
adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dalam fungsi manusia, tidak
dapat dihindari. Mengalami konflik tidak berarti neurotik. Perbedaan konflik
normal dan neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap orang memakai
berbagai cara mempertahankan diri dengan penolakan, permusuhan, dan persaingan
dengan orang lain. Orang normal mampu memakai bermacam-macam strategi
pertahanan disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara
kompulsif memakai strategi pertahan yang sama yang pada dasarnya tidak
produktif. Horney mengemukakan 10 kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang
timbul akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan
hubungan antar manusia.
1.
Kebutuhan
neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri (the neurotic need for affection and approval)
Dalam pencarian akan
kasih sayang dan penerimaan diri orang-orang neurotik berusaha dengan cara
apapun untuk menyenangkan orang lain. Mereka berusaha memenuhi harapan orang
lain, cenderung takut mengatakan dirinya benar serta cenderung kurang nyaman
dengan permusuhan/pertengkaran orang lain dan rasa permusuhan dalam dirinya.
2.
Kebutuhan
neurotik akan rekan yang kuat (the
neurotic need for a powerful patner)
kurangnya rasa percaya
diri membuat orang-orang neurotik berusaha mendekatkan diri mereka dengan
pasangan yang lebih kuat atau berpengaruh. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah
penilaian yang terlalu tinggi terhadap cinta dan ketakutan jika sendirian atau
ditinggalkan.
3.
Kebutuhan
neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (the neurotic need to restrict one’s life
within narrow borders)
Orang-orang neurtik
seringkali berusaha untuk tidak menonjol, berada ditempat kedua, dan merasa
puas dengan stimulus yang sangat sedikit. Mereka menurunkan kemampuan mereka
ketingkat yang lebih rendah dan takut membuat permintaan yang membebani orang
lain.
4.
Kebutuhan
neurotic akan kekuasaan (the neurotic
need for power)
Kekuasaan dan kasih
sayang mungkin merupakan dua kebutuhan neurotik yang paling besar. Kebutuhan
akan kekuasaan biasanya dibarengi dengan adanya kebutuhan akan penghargaan
sosial dan kepemilikan yang menjelma dalam bentuk kebutuhan untuk mengatur
orang lain dan menghindari erasaan lemah atau tidak pintar.
5.
Kebutuhan
neurotik untuk memanfaatkan orang lain (the
neurotic need to exploit others)
Orang-orang neurotik
sering menilai orang lain bedasarkan bagaimana orang-orang tersebut bisa
digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan mereka, tetapi pada saat yang
sama, mereka takut dimanfaatkan oleh oranglain.
6.
Kebutuhan
neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for social recognition or prestige)
Beberapa orang melawan
kecemasan dasar dengan berusaha menjadi orang pertama ,orang paling penting,
atau menarik perhatian orang lain agar tertuju pada dirinya.
7.
Kebutuhan
neurotik akan kekaguman pribadi (the
neurotic need for personal admiration)
Orang-orang neurotik
mempunyai kebutuhan untuk dikagumi atas diri mereka daripada atas apa yang
mereka miliki. Harga diri mereka yang tinggi harus terus menerus ditunjang
dengan kegaguman dan penerimaan dari orang lain.
8.
Kebutuhan
neurotik akan ambisi dan pencapaian diri (the
neurotic need for ambition and personal achievement )
Orang-orang neurotik
sering kali mempunyai dorongan kuat untuk menjadi yang terbaik-sales terbaik,
pemain boling terbaik ,atau kekasih terbaik. Mereka harus mengalahkan orang
lain untuk membuktikan keunggulan mereka.
9.
Kebutuhan
neurotik akan kemandirian dan kebebasan (the
neurotic need for self sufficiency and independence)
Banyak orang-orang
neurotik yang mempunya kebutuhan yang kuat untuk menjauh dari orang lain ,yang
membuktikan mereka bisa bertahan hidup tanpa orang lain.
10.
Keburuhan
neurotik akan kesempurnaaan dan ketidakmungkinan untuk salah (the neurotic need for perfection and
unassailability)
Dengan berusaha
semaksimal mungkin untuk sempurna, orang-orang neurotik mendapat “bukti” atas
harga diri dan keunggulan pribadi mereka. Mereka takut membuat kesalahan dan
mempunyai kelemahan pribadi sehingga mereka selalu berusaha untuk
menyembunyikan kelemahan mereka dari orang lain.
2.
Konflik
Intrapsikis
Kecenderungan neurotik yang timbul
dari kecemasan dasar, berkembang dari hubungan anak dengan orang lain. Dinamika
kejiwaan yang terjadi menekankan pada konflik budaya dan hubungan antar
pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan faktor intrapsikis dalam
perkembangan kepribadian. Menurutnya, proses intrapsikis semula berasal dari
pengalaman hubungan antar pribadi, yang sudah terjadi menjadi bagian dari
sistem keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi dirinya
terpisah dari konflik interpersonal. Ada empat macam konsep diri :
1.
Diri
rendah ( Despised Real Self )
Konsep
yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang
didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya.
Evaluasi negatif mungkin mendorong orang untuk merasa tak berdaya.
2.
Diri
Nyata ( Real Self )
Pandangan
subyektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang, kebahagiaan,
kekuatan, kemauan, kemampuan khusus dan keinginan untuk “realisasi diri”,
keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.
3.
Diri
Ideal ( Ideal Self )
Pandangan
subyektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi yang
sempurna dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan
tidak dicintai.
4.
Diri
Aktual ( Actual Self )
Berbeda
dengan real self yang subyektif, aktual self adalah kenyataan diri seseorang,
fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.
Konflik
intrapsikis yang terpenting adalah gambaran diri ideal atau ideal self image
dengan diri yang dipandang rendah atau despised real self. Membangun diri ideal
adalah usaha untuk memecahkan konflik dengan membuat gambaran bagus mengenai
diri sendiri. Diri rendah adalah kecenderungan yang kuat dan irasional untuk
merusak gambaran nyata diri.
C.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
1.
Diri
Ideal ( Ideal Self )
Horney
percaya bahwa makhluk hidup, jika diberikan sebuah lingkungan dengan
kedisiplinan dan kehangatan, akan mengembangkan perasaan aman dan percAya diri serta
kecenderungan untuk memiliki pemahaman diri. Sayangnya, pengaruh-pengaruh
negatif awal sering kali menghambat kecenderungan alami seseorang memperoleh
pemahaman diri atau mencapai realisasi diri, sebuah situasi yang membuat mereka
merasakan perasaan terpisah dan rendah diri. Selain itu juga, terdapat perasaan
terpisah dari diri mereka yang semakin berkembang. Oleh karena merasa terpisah
dari diri mereka sendiri, maka seseorang merasa harus mendapatkan kepekaan akan
identitas (sense of identity) yang stabil.
·
Pencarian
Keagungan Neurotik (Neurotic Search for
Glory)
Pencarian
keagungan yang neurotik adalah gambaran orang yang menganggap diri ideal itu
nyata, mereka memasukannya secara komprehensif kedalam semua aspek hidupnya,
mencajikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan hubungannya denga orang
lain. Orang semacam itu membutuhkan kesempurnaan (need for perfection), mempunyai ambisi yang neurotik (neurotic ambition) dan drongan untuk menang dalam
balas dendam (drive toward a vindivtive
triumph).
1. Kebutuhan
kesempurnaan merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan kepribadian ke
dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak menerima
yang belum sempurna. Ini yang kemudian yang dinamakan oleh Horney tirani kebolehan
(tyrany of the should).
2. Ambisi
neurotik adalah pencarian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior yang
kompulsif. Walaupun orang neurotik mempunyai keingian yang kuat menggungguli
apapun, mereka secara teratur menyalurkan energinya ke aktivitas yang paling
berpeluang sukses.
3. Dorongan
untuk balas dendam merupakan aspek neurotik yang berbahaya. Keinginan balas
dendam ini mungkin disembunyikan sebagai dorongan berprestasi-sukses, tetapi
tujuan utamanya dalah membuat orang lain malu, atau mengalahkan mereka melalui
kelebihan mereka, atau untuk memperoleh kekuatan, untuk membuat sengsara
oranglain-umunya dengan melalui penghinnaan. Sukses membalas dendam, tidak
membuat dorongan balas dendamnya reda, bahkan dorongan itu menanjak setiap kali
ada kemenangan. Setiap kesuksesan akan meningkatkan ketakutan akan kekalahan
dan ini akan meningkatkan perasaan keagungan, yang akan meningkatkan keinginan
untuk memperoleh kemenangan balas dendam yang baru.
·
Penuntut
yang Neurotik
Meyakini
bahwa ada yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri mereka itu
khusus sehingga berhak diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal mereka
sendiri. Para penderita neurotik, kalau tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka
menjadi marah, bingung, dan tidak mampu memahami mengapa orang lain tidak dapat
memahami tuntutannya.
·
Kebanggaan
Neurotik
Kebanggaan
neurotik adalah kebanggan yang semu, bukan didasarkan pada pandangan diri yang
realistik, tetapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri ideal. Sebaliknya kebanggan
neurotik didasarkan pada gambaran diri ideal dan biasanya diumumkan keras-keras
dalam rangka melindungi dan mendukung pandangan dan kebanggaan kepada diri
sendiri. Orang neurotik memandang dirinya sebagai orang yang mulia, hebat, dan
sempurna, sehingga kalau orang lain tidak memperlakukan mereka dengan
pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.
2.
Menghina
Diri (despise self)
Orang neurotik yang mencari
keagungan tidak pernah puas dengan dirinya sendiri, karena mereka akhirnya
menyadari bahwa diri nyata tidak cocok dengan diri idealyang mereka dambakan.
Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah dirinya sendiri. Horney
mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri itu :
1.
Menuntut
kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles
demands on the self)
Orang memunculkan
kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan ketika mereka mencapai
keberhasilan, mereka terus mendorong dirinya sendiri untuk bergerak menuju
kesempurnaan.
2.
Menyalahkan
diri tanpa ampun (merciless
self-accusation)
Orang neurotik yang
terus menerus mencaci-maki dirinya sendiri. Menyalahkan diri bentuknya
bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar biasa, misalnya merasa bertanggung
jawab terhadap bencana alam, sampai menanyai secermat-cermatnya kebaikan dari
motivasinya sendiri.
3.
Menghina
diri (self-contempt)
Diekspresikan dalam
wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, mencemarkan, dan menertawakan
diri sendiri. Menghina diri mencegah yang bersangkutan dari perjuangan untuk
maju atau berprestasi.
4.
Frustasi
diri (self-frustation)
Orang neurotik sering
membelenggu dengan tabu unruk menentang kesenangan.
5.
Menyiksa
diri (self-torment)
Pada dasarnya semua
mekanisme diri rendah mengandung makna menyiksa diri. Namun menjadi berubah
apabila tujuan orang neurotik itu membahayakan atau menyakiti diri sendiri.
Banyak orang memperoleh kepuasan masokism dengan mengalami penderitaan akibat
suatu keputusan, memperparah sakit kepala, melukai diri dengan pisau, menantang
berkelahi dengan orang yang jauh lebih kuat atau mengundang siksaan fisik.
6.
Tingkah
laku dan dorongan diri (self destructive
action and impuls)
Bisa fisikal atau
psikologikal, disadari atau tidak disadari, akut atau kronik, benar-benar
dilakukan atau hanya dalam imajinasi. Orang-orang neurotik juga merusak diri
secara psikologis, misalnya berhenti bekerja ketika karirnya mulai memuncak,
memutus hubungan persahabat yang sehat dan memilih pergaulan yang neurotis,
atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.
D.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN
Dalam
teori psikoanalisis sosial Karen Horney, Ia menyimpulkan ada 3 sikap dasar yang
disebut kecenderungan neurotik dalam mengatasi konflik dasar, diantaranya
:
1.
Mendekati
orang lain (moving forward people)
Merupakan
proses mendekati orang lain yang mengacu kepada sebuah kebutuhan neurotik untuk
melindungi diri dari perasaan ketidak-berdayaan. Usaha pertama yang dilakukan
adalah mereka berusaha mendapatkan kasih sayang dan penerimaan dari orang lain
atau mereka mencari pasangan yang kuat yang bertanggung jawab terhadap hidup
mereka. Horney (1937) menjelaskan kebutuhan-kebutuhan ini sebagai
“ketergantungan yang tidak wajar” (morbid
dependency), sebuah konsep yang mendahului istilah “codepedency”.
2.
Melawan
orang lain (against people)
Dalam
pengadopsian strategi melawan orang lain, orang-orang neurotik yang agresif
cenderung menanggap orang lain tidak ramah. Sehingga, mereka sama kompulsifnya
dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka juga sama-sama dipicu oleh
kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu menurut dan
bergantung, orang-orang neuritik yang agresif lebih memilih utuk melawan orang
lain dengan cara tampil kuat dan kejam. Mereka termotivasi oleh keinginan kuat
untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk kepentingan diri
mereka sendiri.
Lima
dari sepuluh kebutuhan neurotik, terdapat kecenderungan melawan orang lain
diantaranya, kebutuhan untuk kekuasaan, memanfaatkan orang lain, memperoleh
penghargaan dan gengsi, dikagumi, dan mencapai sesuatu. Orang-orang yang
agresif lebih condong untuk bermain dengan tujuan menang daripada hanya untuk
menikmati perlombaan.
3.
Menjauhi
orang lain (moving away from people)
Supaya dapat megatasi konflik dasar
terisolasi, beberapa orang memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi
sebuah kecenderungan neurotik yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan
ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian, kebebasan dan kemandirian. Sama
seperti sebelumnya, masing-masing kebutuhan ini dapat mengarah kepada tingkah
laku positif, dan beberapa orang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dengan yang
sehat. Akan tetapi, kebutuhan-kebutuhan ini menjadi neurotik ketika orang-orang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak emosional
antara diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
Masing-masing
dari ketiga neurotik memiliki serangkaian karakteristik yang serupa dengan yang
dimiliki individu-individu normal dan masing-masing dari sepuluh kebtuhan
neurotik dapat dengan mudah ditempatkan dalam ketiga kecenderungan neurotik.
E.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
(Lindzey, 1985), Kekuatan
pemotivasi mereka adalah penentuan untuk mengatasi tiap-tiap rintangan. Ada tiga jenis perkembangan, yaitu:
1.
Narcissistic.
2.
Perfectionistic.
3.
Arrogant-vindictive.
Orang-orang Narcissistic tampak sangat tinggi dan percaya diri, tidak punya
keraguan, sadar dari bakat dan keterampilan mereka sendiri. Horney sering berkata, orang-orang yang demikian menyukai anak-anak. Mereka sering menjadi penuh kasih dan dermawan tapi hanya sebagai antisipasi
kemurahan hati kembali. Horney melihat narsisme cukup berbeda dari
Freud, Kohut, dan teori psikoanalitik utama. Karena ia tidak menempatkan sebuah narsisme primer, tetapi melihat kepribadian narsistik sebagai produk dari jenis tertentu
dari lingkungan awal yang bekerja pada jenis temperamen tertentu. Baginya, kebutuhan
narsis dan kecenderungan tersebut tidak melekat dalam sifat manusia.
Narsisme berbeda dari strategi Horney yang defensif
atau solusi bukan dalam kompensasi.
Idealisasi diri adalah kompensasi dalam teori, tapi
hal itu berbeda dari narsisisme. Semua strategi defensif melibatkan idealisasi
diri, tetapi dalam penyelesaiannya, narsis
cenderung menjadi produk dari kegemaran bukan
kekurangan. Harga diri para narsisis tidak kuat, karena tidak didasarkan pada prestasi asli
Orang-orang Perfectionistic mendasari rasa mereka dari
keadaan diatas para cendekiawan dan standar moral. Hal yang berada di luar mereka merupakan kegagalan
mereka. Mempunyai standar yang tinggi, yang dapat memberikan orang-orang ini satu perasaan sebagai penguasaan.
Orang-orang Arrogant-vindictive sangat biasanya mempunyai "particularly bad human
experiences", penghinaan, pengabaian, atau
kekejaman seperti itu, dan mereka yakin bahwa orang lain itu tak jujur dan berhati dengki. Mereka merupakan pesaing yang tinggi dan bangga
dari kemampuan mereka untuk memperdayakan yang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teori
psikoanalisis sosial Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi
sosial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Individu yang tidak mendapatkan
cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa kanak-kanak akan mengembangkan
rasa permusuhan dasar terhadap orang tua mereka, sehingga timbul lah kecemasan
dasar di dalam diri mereka. Untuk melawan kecemasan dasar tersebut, individu
melakukan perlawanan terhadap kecemasan dasar tersebut dengan cara berhubungan
dengan orang lain. (1) Mendekati orang lain, (2) melawan orang lain, (3)
menjauhi orang lain. Akan tetapi hanya individu normal yang melakukan hal
tersebut. Berbeda dengan orang neurotik
yang berperilaku kompulsif sehingga cenderung melakukan dengan satu cara.
Tingkah laku mereka yang kompulsif tersebut, berkembang menjadi konflik
intrapsikis yang dapat berupa gambaran diri ideal maupun kebencian diri.
Teori Horney
tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang
terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak
produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan. Horney
mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai
akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguang antara
hubungan manusia.
1) Keburuhan
neurotik akan kesempurnaaan dan ketidakmungkinan untuk salah (the neurotic need for perfection and
unassailability)
2) Kebutuhan
neurotik akan kemandirian dan kebebasan (the
neurotic need for self sufficiency and independence)
3) Kebutuhan
neurotik akan ambisi dan pencapaian diri (the
neurotic need for ambition and personal achievement )
4) Kebutuhan
neurotik akan kekaguman pribadi (the
neurotic need for personal admiration)
5) Kebutuhan
neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for social recognition or prestige)
6) Kebutuhan
neurotik untuk memanfaatkan orang lain (the
neurotic need to exploit others)
7) Kebutuhan
neurotik akan kekuasaan (the neurotic
need for power)
8) Kebutuhan
neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (the neurotic need to restrict one’s life
within narrow borders)
9) Kebutuhan
neurotik akan rekan yang kuat (the
neurotic need for a powerful patner)
10) Kebutuhan
neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri (the neurotic need for affection and approval)
Sedangkan dalam perkembangan
kepribadian dalam usaha untuk mengatasi rintangan-rintangan terdapat tiga jenis
perkembangan yaitu (1) Narcissistic, (2) Perfectionistic, (3) Arrogant-vindictive.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2014.
Psikologi Kepribadian. Malang : UMM
Press.
http://penasaranjuragan.blogspot.com/2012/05/teori-kepribadian-karen-horney.html
EmoticonEmoticon