Monday, September 25, 2017

PSIKOANALISIS SOSIAL



MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA
“PSIKOANALISIS SOSIAL”










PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Makalah Psikologi Kepribadian; Teori Psikoanalisis Sosial – Karen Horney. Kami menyelesaikan tugas ini berdasarkan jurnal-jurnal yang telah membahas mengenai teori kepribadian Karen Horney. Berkat tugas ini, kami lebih memahami bagaimana pandangan dasar, prinsip, struktur, dinamika serta perkembangan kepribadian menurut teori psikoanalisis sosial Karen Horney. Dengan demikian, kami tidak lagi berpandangan bahwa psikoanalisis merupakan teori yang membahas kepribadian berdasarkan libido yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, tetapi juga ada psikoanalisis yang dipengaruhi lingkungan sosial seperti yang dikemukakan Karen Horney.
Kami menggunakan buku-buku cetak, jurnal-jurnal mengenai tema terkait, serta materi di website sebagai literatur acuan teori yang kami pakai sebagai landasan kami dalam membuat makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya pembuatan makalah ini. Kami memang manusia yang tidak luput dari kesalahan. Apabila ada kata-kata atau penulisan yang kurang berkenan, kami mohon maaf.





                                                                              Mataram ,  April 2016


                                                                                                    




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 01
DAFTAR ISI....................................................................................................... 02
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................ 03
       I.            LATAR BELAKANG........................................................................... 03
    II.            RUMUSAN MASALAH........................................................................ 04
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................. 05
       I.            PANDANGAN DASAR......................................................................... 05
    II.            PRINSIP KEPRIBADIAN KAREN HORNEY................................. 07
 III.            STRUKTUR KEPRIBADIAN............................................................. 11
 IV.            DINAMIKA KEPRIBADIAN.............................................................. 14
    V.            PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN................................................ 15

BAB III : PENUTUP.......................................................................................... 17
       I.            KESIMPULAN....................................................................................... 17
    II.            KRITIK TERHADAP TEORI HORNEY........................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18



BAB I
PENDAHULUAN

I.                   LATAR BELAKANG
Pada akhir abad 100, Sigmund Freud untuk pertama kalinya mengkombinasikan speklasi-spekulasi filosofis dengan metode ilmiah primitif. Dari pengombinasian antara spekulasi dan bukti klinis, Freud mengembangkan sebuah teori modern pertama mengenai kepribadian. Kemudian, sejumlah peneliti lain ikut mengembangkan teori kepribadian, sebagian dari mereka mengandalkan spekulasi filosofis dan yang lain berangkat dari bukti empiris, namun tetap saja kedua kubu mengkombinasikan kedua aspek dalam derajat masing-masing.
Istilah kepribadian berasal dari bahasa Latin persona, mengacu kepada topeng teatrikal yang dikenakan aktor-aktor zaman Romawi dulu dalam drama-drama Yunani mereka. Para aktor Romawi Kuno ini mengenakan sebuah topeng (persona) untuk memproyeksikan sebuah peran ata penampilan yang keliru. Penggalian istilah kepribadian dengan cara seperti ini tentunya tidak dapat menghasilkan definisi yang bisa diterima.   
Meskipun tidak ada definisi tunggal yang diteima oleh semua teoitisi kepribadian namun dapat dikatakan secara umum bahwa kepribadian (personality) adalah suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang. Watak (traits) memberikan kontribusi bagi perbedaan-perbedaan individu dalam perilakunya,konsistensi perilakunya disepanjang waktu, dan stabilitas perilaku tersebut disetiap situasi. Watak mungkin saja unik, atau umum bagi beberapa kelompok orang, atau mungkin dimiliki seluruh spesies manusia namun, polanya selalu berbeda bagi setiap individu. Karena itu, masing-masing pribadi meskipun mirip dengan yang lain dalam satu-dua hal, tetap memiliki sebuah kepribadian yang unik. Karakter (characteristic) adalah kualitas unik seseorang yang mencakup atribut-atribut, seperti temperamen, fisik dan intelegensia.
Teori sosial psikoanalitik Karen Horney dibangun diatas asumsi bahwa kondisi sosial dan budaya, khususnya pengalaman masa kanak-kanak, sebagian besar bertanggungjawab bagi pembentukan kepribadian. Manusia yang tidak pernah terpuaskan kebutuhannya atas cinta dan kasih sayang selama kanak-kanak akan mengembangkan permusuhan dasar (basic holistic) terhadap orang tua mereka dan sebagai konsekuensinya, menderita kecemasan dasar (basic anxiety). Seperti teoritikus kepribadian lainnya, pandangan horney mengenai kepribadian, merupakan refleksi dari pengalaman-pengalaman hidupnya.

II.                RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pandangan dasar kepribadian menurut Karen Horney?
2.      Bagaimana prinsip kepribadian menurut Karen Horney?
3.      Bagaimana struktur kepribadian menurut Karen Horney?
4.      Bagaimana dinamika kepribadian menurut Karen Horney?
5.      Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Karen Horney?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PANDANGAN DASAR

Pada mulanya Horney adalah pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik; manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian keprbadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang utuh.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal  :
1.      Teori Freud terlalu mekanistik dan biologis sehingga tidak bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan tigkah laku manusia.
2.      Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat penekanan yang salah pada motivasi sosial dan konflik. Seharusnya, keamana dan ketidakpuasan (nonseksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya kepribadian.
3.      Tingkah laku agresi dan destruksi bukan heredutas seperti yang dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya.
4.      Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari lai-laki, sedang Horney (dan Adler) berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang menginnginkan kesamaan status dan kesamaan seperti pria.
Psikoanalitik teori Karen Horney mengembangkan salah satu teori yang paling terkenal dari neurosis. Dia percaya neurosis yang dihasilkan dari kecemasan dasar yang disebabkan oleh hubungan interpersonal. Teorinya mengusulkan bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan seringkali digunakan secara berlebihan, menyebabkan mereka mengambil bentuk kebutuhan.
Menurut Horney, kecemasan dasar (karena neurosis) dapat terjadi akibat berbagai hal termasuk, "... dominasi langsung atau tidak langsung, ketidakpedulian, perilaku tak menentu, kurangnya rasa hormat untuk kebutuhan individu anak, kurangnya bimbingan yang nyata, sikap meremehkan, terlalu banyak kekaguman atau tidak adanya itu, kurangnya kehangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam perselisihan orang tua, terlalu banyak atau terlalu sedikit tanggung jawab, perlindungan lebih, terpisah dari anak-anak lain, ketidak adilan, diskriminasi, ingkar janji, suasana bermusuhan,  dan seterusnya "(Horney, 1945).
a.         Pentingnya Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Horney percaya bahwa konflik neurotik dapat muncul dari hampir semua tahapan perkembangan, tetapi masa kanak kanak adalah masa dimana sebagian besar masalah timbul. Horney (1937) menyakini bahwa pengalaman pengalaman yang merusak (pelecehan seksual, pemukulan atau penolakan) ini hampir selalu ditimbulkan oleh kurangnya kehangatan kasih sayang yang tulus.
Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress), atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious circle (1937). Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1) Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak cukup diperoleh, (2) Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan karena diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar dan permusuhan dasar. (5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin besar. (6) Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul. (7) Perasaan permusuhan  menjadi semakin kuat. (8) Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang. (9) Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan membuat kecemasan dasar dan permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran 4 > 5 > 6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.
Horney (1939) membuat hipotesis bahwa masa kanak-kanak yang berat berperan penting dalam menimbulkan kebutuhan-kebutuhan neurotik. Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi kuat karena hal ini merupakan satu satunya cara bagi sang anak untuk merasakan perasaan aman. Walaupun demikian satu pengalaman awal tidak bisa berperan untuk membentuk kepribadian di kemudian hari. Walaupun pengalaman-pengalaman masa dewasa juga berpengaruh penting, terutama bagi individu normal, pengalaman masa kanak kanak mempunyai peranan utama dalam perkembangan kepribadian. Orang orang terus menerus menjalani pola pola tingkah laku yang sama melakukan hal semacam itu karena mereka mengartikan pengalaman-pengalaman baru sesuai dengan pola-pola tingkah laku yang sudah berkembang dalam diri mereka.

b.      Pengaruh Kultur
Walaupun horney tidak gagal mempertimbangan faktor genetis, ia berulang kali menitik beratkan pengaruh kultural sebahagi peran utama perkembangan kepribadian neurotik dan kepribadian normal. Ia menyakini bahwa kultur modern terbentuk berdasarkan kompetisi antar individual. Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang ditimbulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah. Perasaan sendiri di dunia yang tidak ramah ini akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kasih sayang  (need for affection) yang pada akhirnya membuat orang menilai cinta terlalu tinggi. Sebagai akibatnya banyak orang melihat cinta dan kasih sayang sebagai jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi. Memang cinta yang tulus dapat menjadi pengalaman yang baik dan bermanfaat bagi seseorang. Akan tetapi kebutuhan akan cinta yang berlebihan akan menjadi dasar yang kuat bagi berkembangnya neurosis.
Menurut horney, masyarakat Barat mempunyai peranan dalam menimbulkan lingkaran setan ini diantaranya dalam beberapa hal. Pertama, orang orang dalam masyarakat diperkenalkan dengan ajaran kultur tentang kekeluargaan dan kerendahan hati kedua keinginan masyarakat untuk sukses dan berhasil mencapai sesuatu tidak pernah berakhir ketiga masyarakat Barat meyakinkan orang-orang bahwa mereka hidup bebas dan dapat memperoleh apapun yang mereka inginkan melalui kerja keras dan ketekunan.
Kontradiksi kontradiksi ini yang ditimbulakan oleh pengaruh lingkungan dan bukan pengaruh biologis menghasilkan konflik-konflik intrapsikis yang mengancam kesehatan mental dari orang normal dan menghasilkan rintangan-rintangan yang sulit dihadapi orang orang neutorik.
B.     PRINSIP KEPRIBADIAN HORNEY

Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar yang dirumuskan sebagai berikut : perasaan yang terdapat pada anak karena terisolasi dan tak berdaya dalam dunia secara potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan dalam lingkungan dapat menyebabkan anak mereka tidak aman, yakni dominasi langsung atau tak langsung. Sikap masa bodoh, tingkah laku eratik, kurang menghargai kebutuhan-kebutuhan pribadi anak, kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap meremehkan anak, terlalu membanggakan anak atau kurang membanggakannya, kurang adanya kehangatan yang dapat diandalkan,  harus berpihak dalam perselisihan antara orang tua, tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu dilindungi, terisolasi dan anak-anak lain, ketidak adilan, diskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati, suasana bermusuhan dan sebagainya.”

·         Kecemasan Dasar dan Permusuhan Dasar

Kecemasan berasal dari takut; suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan berteman tak berdaya dalam dunia penuh ancaman. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh permusuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi bahaya dari orang lain dan untuk mencurigai orang lain itu. Bersama-sama, kecemasan dan permusuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi keamanan.

·         Kecemasan dan Konflik

Menurut Horney semua orang mengalami creature anxiety, perasaan keceasan yang normal muncul pada masa bayi, ketika bayi yang lahir dalam keadaan tak berdaya dan rentan itu dihadapkan dengan kekuatan alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan yang penuh kasih sayang dan cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani situasi bahaya itu. Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai akan mengembangkan basic anxiety, bastic, hostility, dan terkadaang neurotik distress.

1.      Konflik Interpersonal ; kebebasan vs Kesepian

Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dalam fungsi manusia, tidak dapat dihindari. Mengalami konflik tidak berarti neurotik. Perbedaan konflik normal dan neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap orang memakai berbagai cara mempertahankan diri dengan penolakan, permusuhan, dan persaingan dengan orang lain. Orang normal mampu memakai bermacam-macam strategi pertahanan disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara kompulsif memakai strategi pertahan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif. Horney mengemukakan 10 kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan hubungan antar manusia.
1.      Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri (the neurotic need for affection and approval
Dalam pencarian akan kasih sayang dan penerimaan diri orang-orang neurotik berusaha dengan cara apapun untuk menyenangkan orang lain. Mereka berusaha memenuhi harapan orang lain, cenderung takut mengatakan dirinya benar serta cenderung kurang nyaman dengan permusuhan/pertengkaran orang lain dan rasa permusuhan dalam dirinya.
2.      Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat (the neurotic need for a powerful patner)
kurangnya rasa percaya diri membuat orang-orang neurotik berusaha mendekatkan diri mereka dengan pasangan yang lebih kuat atau berpengaruh. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah penilaian yang terlalu tinggi terhadap cinta dan ketakutan jika sendirian atau ditinggalkan.
3.      Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (the neurotic need to restrict one’s life within narrow borders)
Orang-orang neurtik seringkali berusaha untuk tidak menonjol, berada ditempat kedua, dan merasa puas dengan stimulus yang sangat sedikit. Mereka menurunkan kemampuan mereka ketingkat yang lebih rendah dan takut membuat permintaan yang membebani orang lain.
4.      Kebutuhan neurotic akan kekuasaan (the neurotic need for power)
Kekuasaan dan kasih sayang mungkin merupakan dua kebutuhan neurotik yang paling besar. Kebutuhan akan kekuasaan biasanya dibarengi dengan adanya kebutuhan akan penghargaan sosial dan kepemilikan yang menjelma dalam bentuk kebutuhan untuk mengatur orang lain dan menghindari erasaan lemah atau tidak pintar.
5.      Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain (the neurotic need to exploit others)
Orang-orang neurotik sering menilai orang lain bedasarkan bagaimana orang-orang tersebut bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan mereka, tetapi pada saat yang sama, mereka takut dimanfaatkan oleh oranglain.
6.      Kebutuhan neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for social recognition or  prestige)
Beberapa orang melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi orang pertama ,orang paling penting, atau menarik perhatian orang lain agar tertuju pada dirinya.
7.      Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi (the neurotic need for personal admiration)
Orang-orang neurotik mempunyai kebutuhan untuk dikagumi atas diri mereka daripada atas apa yang mereka miliki. Harga diri mereka yang tinggi harus terus menerus ditunjang dengan kegaguman dan penerimaan dari orang lain.
8.      Kebutuhan neurotik akan ambisi dan pencapaian diri (the neurotic need for ambition and personal achievement )
Orang-orang neurotik sering kali mempunyai dorongan kuat untuk menjadi yang terbaik-sales terbaik, pemain boling terbaik ,atau kekasih terbaik. Mereka harus mengalahkan orang lain untuk membuktikan keunggulan mereka.
9.      Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan (the neurotic need for self sufficiency and independence)
Banyak orang-orang neurotik yang mempunya kebutuhan yang kuat untuk menjauh dari orang lain ,yang membuktikan mereka bisa bertahan hidup tanpa orang lain.
10.  Keburuhan neurotik akan kesempurnaaan dan ketidakmungkinan untuk salah (the neurotic need for perfection and unassailability)
Dengan berusaha semaksimal mungkin untuk sempurna, orang-orang neurotik mendapat “bukti” atas harga diri dan keunggulan pribadi mereka. Mereka takut membuat kesalahan dan mempunyai kelemahan pribadi sehingga mereka selalu berusaha untuk menyembunyikan kelemahan mereka dari orang lain.

2.      Konflik Intrapsikis
Kecenderungan neurotik yang timbul dari kecemasan dasar, berkembang dari hubungan anak dengan orang lain. Dinamika kejiwaan yang terjadi menekankan pada konflik budaya dan hubungan antar pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan faktor intrapsikis dalam perkembangan kepribadian. Menurutnya, proses intrapsikis semula berasal dari pengalaman hubungan antar pribadi, yang sudah terjadi menjadi bagian dari sistem keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi dirinya terpisah dari konflik interpersonal. Ada empat macam konsep diri :
1.                   Diri rendah ( Despised Real Self )
Konsep yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya. Evaluasi negatif mungkin mendorong orang untuk merasa tak berdaya.
2.                   Diri Nyata ( Real Self )
Pandangan subyektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang, kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus dan keinginan untuk “realisasi diri”, keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.
3.                   Diri Ideal ( Ideal Self )
Pandangan subyektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi yang sempurna dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan tidak dicintai.
4.                   Diri Aktual ( Actual Self )
Berbeda dengan real self yang subyektif, aktual self adalah kenyataan diri seseorang, fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.
Konflik intrapsikis yang terpenting adalah gambaran diri ideal atau ideal self image dengan diri yang dipandang rendah atau despised real self. Membangun diri ideal adalah usaha untuk memecahkan konflik dengan membuat gambaran bagus mengenai diri sendiri. Diri rendah adalah kecenderungan yang kuat dan irasional untuk merusak gambaran nyata diri.





C.           STRUKTUR KEPRIBADIAN

1.      Diri Ideal ( Ideal Self )

Horney percaya bahwa makhluk hidup, jika diberikan sebuah lingkungan dengan kedisiplinan dan kehangatan, akan mengembangkan perasaan aman dan percAya diri serta kecenderungan untuk memiliki pemahaman diri. Sayangnya, pengaruh-pengaruh negatif awal sering kali menghambat kecenderungan alami seseorang memperoleh pemahaman diri atau mencapai realisasi diri, sebuah situasi yang membuat mereka merasakan perasaan terpisah dan rendah diri. Selain itu juga, terdapat perasaan terpisah dari diri mereka yang semakin berkembang. Oleh karena merasa terpisah dari diri mereka sendiri, maka seseorang merasa harus mendapatkan kepekaan akan identitas (sense of identity) yang stabil.

·         Pencarian Keagungan Neurotik (Neurotic Search for Glory)

Pencarian keagungan yang neurotik adalah gambaran orang yang menganggap diri ideal itu nyata, mereka memasukannya secara komprehensif kedalam semua aspek hidupnya, mencajikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan hubungannya denga orang lain. Orang semacam itu membutuhkan kesempurnaan (need for perfection), mempunyai ambisi yang neurotik (neurotic ambition) dan drongan untuk menang dalam balas dendam (drive toward a vindivtive triumph).
1.      Kebutuhan kesempurnaan merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan kepribadian ke dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak menerima yang belum sempurna. Ini yang kemudian yang dinamakan oleh Horney tirani kebolehan (tyrany of the should).
2.      Ambisi neurotik adalah pencarian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior yang kompulsif. Walaupun orang neurotik mempunyai keingian yang kuat menggungguli apapun, mereka secara teratur menyalurkan energinya ke aktivitas yang paling berpeluang sukses.
3.      Dorongan untuk balas dendam merupakan aspek neurotik yang berbahaya. Keinginan balas dendam ini mungkin disembunyikan sebagai dorongan berprestasi-sukses, tetapi tujuan utamanya dalah membuat orang lain malu, atau mengalahkan mereka melalui kelebihan mereka, atau untuk memperoleh kekuatan, untuk membuat sengsara oranglain-umunya dengan melalui penghinnaan. Sukses membalas dendam, tidak membuat dorongan balas dendamnya reda, bahkan dorongan itu menanjak setiap kali ada kemenangan. Setiap kesuksesan akan meningkatkan ketakutan akan kekalahan dan ini akan meningkatkan perasaan keagungan, yang akan meningkatkan keinginan untuk memperoleh kemenangan balas dendam yang baru.

·         Penuntut yang Neurotik

Meyakini bahwa ada yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri mereka itu khusus sehingga berhak diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal mereka sendiri. Para penderita neurotik, kalau tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka menjadi marah, bingung, dan tidak mampu memahami mengapa orang lain tidak dapat memahami tuntutannya.

·         Kebanggaan Neurotik

Kebanggaan neurotik adalah kebanggan yang semu, bukan didasarkan pada pandangan diri yang realistik, tetapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri ideal. Sebaliknya kebanggan neurotik didasarkan pada gambaran diri ideal dan biasanya diumumkan keras-keras dalam rangka melindungi dan mendukung pandangan dan kebanggaan kepada diri sendiri. Orang neurotik memandang dirinya sebagai orang yang mulia, hebat, dan sempurna, sehingga kalau orang lain tidak memperlakukan mereka dengan pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.

2.      Menghina Diri (despise self)
Orang neurotik yang mencari keagungan tidak pernah puas dengan dirinya sendiri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata tidak cocok dengan diri idealyang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah dirinya sendiri. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri itu :
1.      Menuntut kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles demands on the self)
Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka terus mendorong dirinya sendiri untuk bergerak menuju kesempurnaan.
2.      Menyalahkan diri tanpa ampun (merciless self-accusation)
Orang neurotik yang terus menerus mencaci-maki dirinya sendiri. Menyalahkan diri bentuknya bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar biasa, misalnya merasa bertanggung jawab terhadap bencana alam, sampai menanyai secermat-cermatnya kebaikan dari motivasinya sendiri.
3.      Menghina diri (self-contempt)
Diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, mencemarkan, dan menertawakan diri sendiri. Menghina diri mencegah yang bersangkutan dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
4.      Frustasi diri (self-frustation)
Orang neurotik sering membelenggu dengan tabu unruk menentang kesenangan.
5.      Menyiksa diri (self-torment)
Pada dasarnya semua mekanisme diri rendah mengandung makna menyiksa diri. Namun menjadi berubah apabila tujuan orang neurotik itu membahayakan atau menyakiti diri sendiri. Banyak orang memperoleh kepuasan masokism dengan mengalami penderitaan akibat suatu keputusan, memperparah sakit kepala, melukai diri dengan pisau, menantang berkelahi dengan orang yang jauh lebih kuat atau mengundang siksaan fisik.
6.      Tingkah laku dan dorongan diri (self destructive action and impuls)
Bisa fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari, akut atau kronik, benar-benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi. Orang-orang neurotik juga merusak diri secara psikologis, misalnya berhenti bekerja ketika karirnya mulai memuncak, memutus hubungan persahabat yang sehat dan memilih pergaulan yang neurotis, atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.

D.           DINAMIKA KEPRIBADIAN

Dalam teori psikoanalisis sosial Karen Horney, Ia menyimpulkan ada 3 sikap dasar yang disebut kecenderungan neurotik dalam mengatasi konflik dasar, diantaranya :
1.      Mendekati orang lain (moving forward people)

Merupakan proses mendekati orang lain yang mengacu kepada sebuah kebutuhan neurotik untuk melindungi diri dari perasaan ketidak-berdayaan. Usaha pertama yang dilakukan adalah mereka berusaha mendapatkan kasih sayang dan penerimaan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang kuat yang bertanggung jawab terhadap hidup mereka. Horney (1937) menjelaskan kebutuhan-kebutuhan ini sebagai “ketergantungan yang tidak wajar” (morbid dependency), sebuah konsep yang mendahului istilah “codepedency”.

2.      Melawan orang lain (against people)

Dalam pengadopsian strategi melawan orang lain, orang-orang neurotik yang agresif cenderung menanggap orang lain tidak ramah. Sehingga, mereka sama kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka juga sama-sama dipicu oleh kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu menurut dan bergantung, orang-orang neuritik yang agresif lebih memilih utuk melawan orang lain dengan cara tampil kuat dan kejam. Mereka termotivasi oleh keinginan kuat untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Lima dari sepuluh kebutuhan neurotik, terdapat kecenderungan melawan orang lain diantaranya, kebutuhan untuk kekuasaan, memanfaatkan orang lain, memperoleh penghargaan dan gengsi, dikagumi, dan mencapai sesuatu. Orang-orang yang agresif lebih condong untuk bermain dengan tujuan menang daripada hanya untuk menikmati perlombaan.

3.      Menjauhi orang lain (moving away from people)
Supaya dapat megatasi konflik dasar terisolasi, beberapa orang memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan neurotik yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian, kebebasan dan kemandirian. Sama seperti sebelumnya, masing-masing kebutuhan ini dapat mengarah kepada tingkah laku positif, dan beberapa orang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dengan yang sehat. Akan tetapi, kebutuhan-kebutuhan ini menjadi neurotik ketika orang-orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak emosional antara diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
Masing-masing dari ketiga neurotik memiliki serangkaian karakteristik yang serupa dengan yang dimiliki individu-individu normal dan masing-masing dari sepuluh kebtuhan neurotik dapat dengan mudah ditempatkan dalam ketiga kecenderungan neurotik.

E.            PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
(Lindzey, 1985), Kekuatan pemotivasi mereka adalah penentuan untuk mengatasi tiap-tiap rintangan. Ada tiga jenis perkembangan, yaitu:
1.      Narcissistic.
2.      Perfectionistic.
3.      Arrogant-vindictive.
Orang-orang Narcissistic tampak sangat tinggi dan percaya diri, tidak punya keraguan, sadar dari bakat dan keterampilan mereka sendiri. Horney sering berkata, orang-orang yang demikian menyukai anak-anak. Mereka sering menjadi penuh kasih dan dermawan tapi hanya sebagai antisipasi kemurahan hati kembali. Horney melihat narsisme cukup berbeda dari Freud, Kohut, dan teori psikoanalitik utama. Karena ia tidak menempatkan sebuah narsisme primer, tetapi melihat kepribadian narsistik sebagai produk dari jenis tertentu dari lingkungan awal yang bekerja pada jenis temperamen tertentu. Baginya, kebutuhan narsis dan kecenderungan tersebut tidak melekat dalam sifat manusia.
Narsisme berbeda dari strategi Horney yang defensif atau solusi bukan dalam kompensasi. Idealisasi diri adalah kompensasi dalam teori, tapi hal itu berbeda dari narsisisme. Semua strategi defensif melibatkan idealisasi diri, tetapi dalam penyelesaiannya, narsis cenderung menjadi produk dari kegemaran bukan kekurangan. Harga diri para narsisis tidak kuat, karena tidak didasarkan pada prestasi asli
Orang-orang Perfectionistic mendasari rasa mereka dari keadaan diatas para cendekiawan dan standar moral. Hal yang berada di luar mereka merupakan kegagalan mereka. Mempunyai standar yang tinggi, yang dapat memberikan orang-orang ini satu perasaan sebagai penguasaan.
Orang-orang Arrogant-vindictive  sangat biasanya mempunyai "particularly bad human experiences", penghinaan, pengabaian, atau kekejaman seperti itu, dan mereka yakin bahwa orang lain itu tak jujur dan berhati dengki. Mereka merupakan pesaing yang tinggi dan bangga dari kemampuan mereka untuk memperdayakan yang lain.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Teori psikoanalisis sosial Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Individu yang tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa kanak-kanak akan mengembangkan rasa permusuhan dasar terhadap orang tua mereka, sehingga timbul lah kecemasan dasar di dalam diri mereka. Untuk melawan kecemasan dasar tersebut, individu melakukan perlawanan terhadap kecemasan dasar tersebut dengan cara berhubungan dengan orang lain. (1) Mendekati orang lain, (2) melawan orang lain, (3) menjauhi orang lain. Akan tetapi hanya individu normal yang melakukan hal tersebut. Berbeda dengan  orang neurotik yang berperilaku kompulsif sehingga cenderung melakukan dengan satu cara. Tingkah laku mereka yang kompulsif tersebut, berkembang menjadi konflik intrapsikis yang dapat berupa gambaran diri ideal maupun kebencian diri.
Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan. Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguang antara hubungan manusia.
1)      Keburuhan neurotik akan kesempurnaaan dan ketidakmungkinan untuk salah (the neurotic need for perfection and unassailability)
2)      Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan (the neurotic need for self sufficiency and independence)
3)      Kebutuhan neurotik akan ambisi dan pencapaian diri (the neurotic need for ambition and personal achievement )
4)      Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi (the neurotic need for personal admiration)
5)      Kebutuhan neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for social recognition or  prestige)
6)      Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain (the neurotic need to exploit others)
7)      Kebutuhan neurotik akan kekuasaan (the neurotic need for power)
8)      Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (the neurotic need to restrict one’s life within narrow borders)
9)      Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat (the neurotic need for a powerful patner)
10)  Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri (the neurotic need for affection and approval
Sedangkan dalam perkembangan kepribadian dalam usaha untuk mengatasi rintangan-rintangan terdapat tiga jenis perkembangan yaitu (1) Narcissistic, (2) Perfectionistic, (3)  Arrogant-vindictive.













DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2014. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.

http://penasaranjuragan.blogspot.com/2012/05/teori-kepribadian-karen-horney.html

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon