BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan akan daging dari
tahun ke tahun semakin meningkat, hal tersebut selain dipengaruhi oleh
peningkatan jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh meningkatnya tingkat
pendidikan, dan meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya gizi. Kendala
yang dihadapi dalam peningkatan produksi daging antara lain menurunnya populasi
dan rendahnya produktivitas ternak.
Salah satu faktor yang penting dan pengaruhnya cukup besar terhadap produktivitas
ternak adalah pakan.
Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha
peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pemberiannya perlu
mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan kepada ternak harus
diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam
menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga
usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis.
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam
kehidupan ternak, termasuk ternak sapi potong. Pakan adalah bahan yang dimakan
dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi
yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi
(birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu).
Alasan
lain mengapa pakan menjadi salah satu faktor terpenting selain bibit dan
manajemen di dalam pemeliharaan ternak sapi potong karena biaya pakan merupakan
biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan
sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidakpastian tatalaksana
pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tamping ternak pada
suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi
yang normal.
Hal ini antara lain dapat diatasi bila potensi
pertanian/industri maupun limbahnya ikut dipertimbangkan dalam usaha
peternakan. Ini tidak menjadi suatu yang berlebihan mengingat Indonesia
merupakan negara agraris. Asalkan dilaksanakan secara tepat baik secara
kuantitas maupun kualitasnya serta menerapkan teknologi yang tepat pula untuk
mengelolanya, agar lebih bermanfaat
Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah kebutuhan
nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana
beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standart) untuk
mencukupi kebutuhan ternak.
Tujuan
Pada akhir pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu meramu/memformulasi ransum sapi potong.
Manfaat :
a.
Diharapakan peserta dapat menentukan kebutuhan nutrisi sapi potong
berdasarkan umur, berat badan, dan status fidiologis
b.
menghitung nilai nutrisi pakan yang digunakan
untuk menyusun ransum
c.
menjelaskan dasar pertimbangan dalam penyusunan
ransum ternak
d.
menyusun
formulasi ransum sapi potong
BAB II
Hasil dan Pembahasan Praktek Penyusunan Ransum
1.
Waktu dan lokasi Paraktek
Praktek
Penyusuna ransum dan pencampuran pakan konsentrat ini dilaksanakan di BP3K Alas
Barat dan Kelompok ternak Tamsi Mandiri Desa Usar Mapin Kecamatan Alas Barat
Kabupaten Sumbawa, tanggal 12
Agustus 2016
2. Hasil Praktek
Bahan Pakan
Nutrien atau zat pakan adalah zat-zat gizi di
dalam bahan pakan yang sangat diperlukan untuk hidup ternak. Zat-zat tersebut meliputi protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Tillman et al., 1998). Secara kimiawi, zat pakan dapat diketahui
melalui analisis proksimat.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan
ternak yang memakannya (Tillman et al., 1998).
Ransum adalah campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan
untuk seekor ternak selama sehari semalam.
Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat pakan yang diperlukan ternak
untuk berbegai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun
reproduksi (Siregar, 1995).
Secara umum, bahan pakan
ternak sapi potong terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Pakan
Dasar, terdiri dari hijauan baik berupa rumput-rumputan dan daun-daunan
maupun limbah pertanian. Ciri-ciri
hijauan pakan ternak berupa rumput-rumputan:
-
Serat kasar tinggi
-
Mutu rendah
-
Kandungan protein lebih rendah dari hijauan
Beberapa rumput unggul
yang perlu dibudidayakan untuk penyediaan hiajauan yang berkelanjutan antara
lain :
-
Rumput Gajah
-
Rumput Brachiaria
-
Jerami padi
-
Jerami kacang tanah, dan
lain-lain
2. Pakan
ternak tambahan (konsentrat)
Konsentrat
sapi potong tidak selalu berbentuk konsentrat buatan pabrik atau yang dijual di
pasaran (konsentrat komersial). Menurut Siregar (2006), pengertian konsentrat
dapat berupa satu bahan pakan atau terdiri dari campuran beberapa bahan pakan
yang mengandung serat kasar atau bahan yang tak tercerna relatif rendah. Pakan konsentrat mengandung serat kasar
kurang dari 18% dan TDN-nya lebih dari 60% (Rianto dan Purbowati, 2009). Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan
yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling; hasil ikutan pertanian
atau pabrik seperti dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes; umbi-umbian dan
bahan pakan asal hewan.
Kebutuhan Nutrisi Sapi Potong
Sapi termasuk dalam
golongan ternak ruminansia yang dicirikan dengan berlambung ganda dan
adanya aktifitas mikroorganisme dengan intensitas yang tinggi pada lambungnya.
Hal ini akan mempengaruhi bahan pakan yang dibutuhkan dan kebutuhan akan
zat nutrisinya. Dengan adanya aktifitas mikroorganisme maka domba/kambing tidak
memerlukan protein yang tinggi dan bahkan bisa memanfaatkan urea sebagai sumber
protein.
Nutrisi atau zat makanan
adalah senyawa kimia yang terdapat dalam makanan yang dapat dicerna menjadi
senyawa lain yang digunakan untuk berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian
proses perkembangan, pertumbuhan dan produksi ternak. Zat gizi yang penting
adalah:
1. Air
Air merupakan unsur
terpenting dan mutlak dibutuhkan oleh makhuluk hidup. Lebih dari 50% berat
badan ternak adalah air. Unsur air mengisi sel-sel tubuh dengan konsentrasi 7 –
90%. Hasil penelitian menunjukkan ternak lebih tahan tanpa makan dari pada
tanpa air. Fungsi air dalam tubuh:
1. Sebagai pelarut dan media bagi reaksi kimia
dalam tubuh
2. Sebagai media transportasi masuknya zat-zat ke
dan dari sel tubuh
3. Sebagai pengatur temperatur tubuh
2. Protein
Merupakan unsur yang
penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar terutama dalam masa
pertumbuhan, bunting dan menyusui. Penyusun protein adalah asam amino, sehingga
protein dicirikan dengan kandungan gugus aminanya (-NH2), walaupun banyak macamnya ada yang mengandung S.
Fungsi protein:
1. Pembentukan dan mengganti sel-sel yang rusak
2. Penting dalam proses pertumbuhan
3. Berperan dalam percepatan reaksi metabolisme
dalam tubuh (enzim)
4. Komponen yang penting dalam otot, kulit,
rambut/bulu, hormone, immunoglobulin
3. Lemak
Berfungsi sebagai
penghasil asam-asam lemak dan energi, setelah dicerna menjadi asam lemak dan
gliserol. Pencernaan dan penyerapan lemak pada saluran pencernaan ternak
ruminansia terjadi pada usus halus dengan bantuan enzim-enzim dari pangkreas
dan empedu.
4. Mineral
Bahan yang berupa abu
setelah suatu bahan dipanaskan dalam temperatur 500 ◦C selama 3 jam. Unsure ini
dibedakan atas mineral makro dan mineral mikro. Termasuk dalam mineral makro
yaitu unsure Ca, Cl, Mg, P, K, Na dan S. Sedangkan unsur yang termasuk dalam
mineral mikro yaitu Co, Cu, Fe, I, Mn, Mo, Se, dan Zn. Mineral dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit tetapi sangat esensial karena tubuh tidak mampu
mensintesanya sendiri.
5. Karbohidrat
Unsur nutrisi yang
sebagian besar (50-80%) merupakan bagian dari bahan kering bahan pakan.
Strukturnya terdiri dari amilum, selulose, hemiselulose dan lignin. Peranannya
sebagian besar sebagai sumber energi
6. Vitamin
Vitamin sangat penting dalam proses metabolisme
dalam tubuh ternak.
Kebutuhan nutrisi ternak
setiap harinya dipengaruhi oleh jenis ternak, umur, bobot badan, kondisi tubuh
(sakit/tidak), serta lingkungan (suhu dan kelembaban) dan status fisiologis
(pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui dan lain-lain). Jadi setiap ternak yang
berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda.
Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun ransum antara lain :
1.
Konsumsi bahan kering
2.
Kebutuhan nutrisi yang
meliputi : energi, protein, vitamin, dan mineral.
Cara Menyusun Ransum Sapi Potong
Langkah pertama menyusun
ransum untuk ternak ruminansia adalah menentukan kebutuhan nutrisinya.
Selanjutnya dilakukan formulasi melalui suatu metode sehingga kebutuhan nutrisi
tersebut dapat dipenuhi oleh sejumlah bahan pakan yang tersedia.
Langkah-langkah dalam
penyusunan ransum adalah:
1. Menentukan kebutuhan nutrisi ternak. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:
- Berat badan
- Status fisiologis
(pertumbuhan, bunting, laktasi dll)
2. Menentukan bahan makanan yang akan digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Jenis bahan pakan yang tersedia
- Kandungan nutrisinya
- Harga bahan pakan
3. Memformulasikan berbagai bahan untuk memenuhi
kebutuhan ternak dengan teknik perhitungan tertentu.
4. Melakukan receck terhadap hasil perhitungan
disesuaikan dengan kebutuhan ternak dihubungkan dengan status fisiologisnya.
5. Menyiapkan ransum yang telah tersusun sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan
Teknik Penyusunan Ransum Menggunakan Metode Segi
Empat Pearson
Penyusunan ransum dengan metode segi empat pearson lebih mudah dan sederhana. Akan tetapi penyusunannya
hanya berdasarkan satu kriteria, misalnya berdasarkan kandungan protein, energi
atau TDN saja. Hal yang harus diingat
dalam memilih bahan pakan pada metode ini adalah pakan yang satu harus
mempunyai kandungan lebih tinggi dari yang diharapkan dan yang satunya lagi
harus mempunyai kandungan yang lebih rendah dari yang diharapkan.
Kelemahan dari cara formulasi ransum yang sangat sederhana ini adalah
terjadinya kelebihan jumlah zat gizi (protein dan energi) dari standar
kebutuhan zat-zat gizi. Akan tetapi,
lebih baik bila ransum yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang berlebih
daripada kekurangan, asalkan nilai ekonomisnya tidak terlalu berpengaruh.
Perhitungan formulasi ransum dapat dikelompokkan menjadi beberapa bahan
penyusun ransum. Berikut ini adalah contoh-contoh cara menghitung formulasi
ransum. Contoh-contoh yang diberikan
adalah cara menyusun ransum dengan mempertimbangkan kandungan protein. Pada dasarnya, perhitungan untuk zat pakan
lain juga sama.
1. Menggunakan 2 bahan pakan
Misalnya kita akan menyusun ransum sapi dara dengan BB 250 kg dan
PBBH 0,5 kg, dengan kebutuhan nutrisi sebagai berikut :
BB
|
PBBH
|
BK
|
TDN
|
PK
|
Ca
|
P
|
------------------------------------------(kg)--------------------------------------
|
||||||
250
|
0,5
|
6,2
|
3,3
|
0,564
|
13
|
13
|
Keterangan :
BB : Bobot badan
PBBH : Pertambahan bobot
badan harian
BK : Bahan kering; PK : Protein
kasar; Ca : Calsium; P : Posfor
% PK Ransum = 0,564/6,2kg x 100% = 9,1 %
Bahan yang digunakan adalah :
No.
|
Bahan Pakan
|
BK
(%)
|
PK
|
SK
|
TDN
|
Ca
|
P
|
------------------%
BK ----------------
|
|
||||||
1.
|
Jerami padi segar
|
40
|
4,30
|
33,8
|
40
|
|
|
2.
|
Dedak padi halus
|
86
|
12,5
|
10
|
70
|
0,06
|
1,55
|
Keterangan :
BB : Bobot badan; BK
: Bahan kering; PK : Protein kasar; SK : Serat kasar
TDN : Total Digestible
nutrient (Total zat pakan tercerna)
Ca : Calsium; P :
Posfor
Membuat segi empat Pearson :
Jerami padi 4,3% 3,4 bagian
9,1 %
Dedak padi 12,5% 4,8 bagian
8,2 bagian
Proporsi jerami padi =
x 100 = 41,47 %
Proporsi jagung = x 100 = 58,53 %
Susunan konsentrat di atas, dapat disajikan pada tabel berikut :
URAIAN
|
BK
(kg)
|
TDN
(kg)
|
PK
(g)
|
Ca
(g)
|
P
(g)
|
Jerami padi segar
|
2,57
|
1,028
|
110,51
|
5,40
|
2,06
|
Dedak halus
|
3,63
|
2,541
|
453,75
|
2,178
|
56,27
|
Jumlah
|
6,20
|
3,569
|
564,26
|
7,578
|
58,33
|
Kebutuhan
|
6,2
|
3,3
|
564
|
13
|
13
|
Selisih
|
0
|
+0,269
|
+0,26
|
-5,422
|
+45,33
|
Perbandingan Ca : P yang ideal adalah 1 : 1. Agar
Ca & P seimbang di dalam ransum
ditambah kalsium karbonat (CaCO3), misalnya : dolomit atau kapur, yang mengandung Ca 36%. Penambahan kapur dalam ransum di
atas sebanyak (58,33 – 7,578)/0,36 = 140,91 g.
Susunan ransum tersebut dalam bentuk bahan segar adalah :
•
Jerami padi segar : 100/40
x 2,57 kg = 6,425 kg
•
Dedak padi halus : 100/86 x 3,83 kg = 4,45 kg
Teknik Mencampur Konsentrat
Pencampuran bahan pakan penyusun konsentrat, dapat
dilakukan dengan menggunakan tenaga mekanis/mesin (mixer). Teknik pencampuran konsentrat dengan menggunakan tenaga
mekanis umumnya dilakukan oleh pabrik-pabrik pakan ternak. Teknik pencampuran
konentrat secara manual umumnya dilakukan oleh peternak-peternak untuk
digunakan sendiri. Pencampuran bahan pakan secara manual memerlukan teknik
tertentu agar dapat diperoleh campuran yang benar-benar homogen. Teknik pencampuran konsentrat secara manual
dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Siapkan wadah yang telah dibersihkan untuk tempat bahan-bahan pakan
konsentrat yang akan dicampur.
2. Siapkan bahan-bahan pakan yang akan digunakan untuk mencampur
konsentrat.
3. Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mencampur konsentrat,
misalnya timbangan, sekop, ember, dan alat-alat lainnya.
4. Bahan pakan yang terbanyak dalam formula konsentrat tersebut ditimbang,
kemudian ditaruh pada tempat yang sudah disediakan dalam bentuk lingkaran.
5. Bahan pakan kedua terbanyak ditimbang, kemudian ditaruh di atas bahan
pertama tadi.
6. Bahan ketiga terbanyak ditimbang, kemudian ditaruh di tas bahan kedua
tadi. Demikian seterusnya sampai pada
bahan yang paling sedikit atau yang terakhir,
seperti dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Tumpukan Bahan
Penyusun Konsentrat Dilihat dari Samping
7. Setelah semua bahan pakan yang digunakan dalam formula ransum sudah tertimbang
dan telah tersusun pada tempat yang telah disediakan, tumpukan bahan-bahan
pakan tersebut dibagi menjadi empat bagian, masing-masing menjadi tumpukan-1,
tumpukan-2, tumpukan-3, dan tumpukan-4, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
8. Setiap tumpukan diaduk hingga rata dan homogen.
9. Tumpukan-1 dicampurkan dengan tumpukan-4, kemudian diaduk lagi secara
merata dan homogen.
10. Tumpukan-2 dicampurkan dengan tumpukan-3, kemudian diaduk lagi secara
merata dan homogen.
11. Kedua adukan itu dicampurkan kemudian diaduk lagi secara merata dan
homogen.
BAB
III
PENUTUP
Selama
ini sebagian besar hijauan pakan yang diberikan kepada ternak di Indonesia
berupa rumput lokal atau rumput alam, baik yang berasal dari padang
penggembalaan umum maupun dari tempat-tempat lain seperti pematang sawah,
pinggir jalan, pinggir hutan, saluran irigasi atau perkebunan. Rendahnya
sebaran dan ketersediaan hijauan pakan sepanjang tahun menjadi salah satu
penyebab sulit berkembangnya populasi dan produktivitas ternak ruminansia di
Indonesia, karena peternak tidak dapat mempertahankan ternaknya untuk
dipelihara (terutama musim kemarau) akibat kurangnya sumber pakan utama
tersebut.
Permasalah
utama penyediaan hijauan pakan di Indonesia antara lain : (1) fluktuasi
produksi karena musim, (2) rendahnya kualitas hijauan terutama rumput lokal,
(3) tingginya laju konversi lahan pangonan, dan (4) sebaran lahan dan sumber
bibit tanaman pakan di masyarakat sangat terbatas.
Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan pakan (hijauan ) agar kualitas
pakan meningkat dengan berbagai cara.
Laporan ini untuk mengantarkan menjadi seorang
penyuluh swadaya yang benar-benar kredibel (terpercaya), tentu tidak cukup
dengan hanya mengikuti proses pembelajaran yang dipandu secara klasikal dan
teori saja. Penyuluh swadaya diharuskan untuk lebih banyak membaca dari sumber
bacaan lain, dan yang penting dapat mengaplikasikannya pada setiap kali ada
kesempatan.
Setelah selesai mengikuti proses diklat, para
penyuluh swadaya membuat rencana tindak lanjut dan terus mengembangkan
pengetahuannya dengan membaca bahan bacaan sesuai materi yang didapatkan.
Dokumentasi Kegiatan Praktek
Proses memotong rumput
pemotongan rumput
Proses pencampuran rumput,
Lamtoro dan dedak padi.
Pemberian pakan langsung
ke sapi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya
sehingga Laporan Hasil PKL Diklat Teknis Tematik Pakan Ternak Bagi Penyuluh
Swadaya di Desa ...........Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa dapat
terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini
juga kami ingin menyampaikan terima kasih atas apresiasi selama melakukan
praktek dan kunjungan lapangan kepada team panitia pelatihan, Ketua dan Anggota
Kelompokternak ..........., PPL Desa ...........Kecamatan Alas Barat Kabupaten
Sumbawa, Narasumber serta
pihak lain yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini, saran
perbaikan dalam penyempurnaan Laporan ini sangat kami hargai.
Akhir kata semoga pelaksanaan Praktek
ini membawa manfaat bagi peserta Pelatihan Teknis. Dari segi kelengkapan
data dan informasi kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
Narmada,
15 Agutus 2016
Tim Penyusun,
LAPORAN PKL
TEKNOLOGI PENYUSUNAN RANSUM
Diklat Teknis Tematik Pakan Ternak Sapi Potong
Bagi Penyuluh Swadaya Angkatan II
Di BP3K Alas Barat 10 – 16 Agustus 2016
OLEH :
Kelompok
.......
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BALAI DIKLAT
PERTANIAN
Provinsi Nusa Tenggara Barat
2 0 1 6
EmoticonEmoticon