Tuesday, September 26, 2017

contoh pembuatan laporan PKL dalam pakan ternak sapi potong

BAB I 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan akan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal tersebut selain dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh meningkatnya tingkat pendidikan, dan meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya gizi. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi daging antara lain menurunnya populasi dan rendahnya produktivitas ternak.  Salah satu faktor yang penting dan pengaruhnya cukup besar terhadap produktivitas ternak adalah pakan.
            Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pemberiannya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis.
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak, termasuk ternak sapi potong. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu).
Alasan lain mengapa pakan menjadi salah satu faktor terpenting selain bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan ternak sapi potong karena biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidakpastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tamping ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi yang normal.
Hal ini antara lain dapat diatasi bila potensi pertanian/industri maupun limbahnya ikut dipertimbangkan dalam usaha peternakan. Ini tidak menjadi suatu yang berlebihan mengingat Indonesia merupakan negara agraris. Asalkan dilaksanakan secara tepat baik secara kuantitas maupun kualitasnya serta menerapkan teknologi yang tepat pula untuk mengelolanya, agar lebih bermanfaat
            Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak  adalah kebutuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standart) untuk mencukupi kebutuhan ternak.
Tujuan
Pada akhir pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu meramu/memformulasi ransum sapi potong.
Manfaat  :
a.         Diharapakan peserta dapat menentukan kebutuhan nutrisi sapi potong berdasarkan umur, berat badan, dan status fidiologis
b.         menghitung nilai nutrisi pakan yang digunakan untuk menyusun ransum
c.         menjelaskan dasar pertimbangan dalam penyusunan ransum ternak
d.         menyusun formulasi ransum sapi potong
























BAB II
Hasil dan Pembahasan Praktek Penyusunan Ransum

1.         Waktu dan lokasi Paraktek
Praktek Penyusuna ransum dan pencampuran pakan konsentrat ini dilaksanakan di BP3K Alas Barat dan Kelompok ternak Tamsi Mandiri Desa Usar Mapin Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa, tanggal 12 Agustus 2016

2.       Hasil Praktek
Bahan Pakan
Nutrien atau zat pakan adalah zat-zat gizi di dalam bahan pakan yang sangat diperlukan untuk hidup ternak.  Zat-zat tersebut meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Tillman et al., 1998).  Secara kimiawi, zat pakan dapat diketahui melalui analisis proksimat.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya (Tillman et al., 1998).  Ransum adalah campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam.  Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat pakan yang diperlukan ternak untuk berbegai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun reproduksi (Siregar, 1995). 
Secara umum, bahan pakan ternak sapi potong   terdiri dari 2 macam, yaitu :
1.  Pakan Dasar, terdiri dari hijauan baik berupa rumput-rumputan dan daun-daunan maupun limbah pertanian.  Ciri-ciri hijauan pakan ternak berupa rumput-rumputan:
-     Serat kasar tinggi
-     Mutu rendah
-     Kandungan protein lebih rendah dari hijauan
Beberapa rumput unggul yang perlu dibudidayakan untuk penyediaan hiajauan yang berkelanjutan antara lain :
-          Rumput Gajah
-          Rumput Brachiaria
-          Jerami padi
-          Jerami kacang tanah, dan lain-lain
2.  Pakan ternak tambahan (konsentrat)
Konsentrat sapi potong tidak selalu berbentuk konsentrat buatan pabrik atau yang dijual di pasaran (konsentrat komersial). Menurut Siregar (2006), pengertian konsentrat dapat berupa satu bahan pakan atau terdiri dari campuran beberapa bahan pakan yang mengandung serat kasar atau bahan yang tak tercerna relatif rendah.  Pakan konsentrat mengandung serat kasar kurang dari 18% dan TDN-nya lebih dari 60% (Rianto dan Purbowati, 2009).  Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling; hasil ikutan pertanian atau pabrik seperti dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes; umbi-umbian dan bahan pakan asal hewan.
Kebutuhan Nutrisi Sapi Potong
Sapi termasuk dalam golongan ternak ruminansia yang dicirikan dengan berlambung  ganda dan adanya aktifitas mikroorganisme dengan intensitas yang tinggi pada lambungnya. Hal ini akan mempengaruhi bahan pakan yang dibutuhkan dan kebutuhan  akan zat nutrisinya. Dengan adanya aktifitas mikroorganisme maka domba/kambing tidak memerlukan protein yang tinggi dan bahkan bisa memanfaatkan urea sebagai sumber protein.
Nutrisi atau zat makanan adalah senyawa kimia yang terdapat dalam makanan yang dapat dicerna menjadi senyawa lain yang digunakan untuk berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian proses perkembangan, pertumbuhan dan produksi ternak. Zat gizi yang penting adalah:
1.   Air
Air merupakan unsur terpenting dan mutlak dibutuhkan oleh makhuluk hidup. Lebih dari 50% berat badan ternak adalah air. Unsur air mengisi sel-sel tubuh dengan konsentrasi 7 – 90%. Hasil penelitian menunjukkan ternak lebih tahan tanpa makan dari pada tanpa air. Fungsi air dalam tubuh:
1.    Sebagai pelarut dan media bagi reaksi kimia dalam tubuh
2.    Sebagai media transportasi masuknya zat-zat ke dan dari sel tubuh
3.    Sebagai pengatur temperatur tubuh
2.  Protein
Merupakan unsur yang penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar terutama dalam masa pertumbuhan, bunting dan menyusui. Penyusun protein adalah asam amino, sehingga protein dicirikan dengan kandungan gugus aminanya (-NH2), walaupun banyak macamnya ada yang mengandung S.
Fungsi protein:
1.    Pembentukan dan mengganti sel-sel yang rusak
2.    Penting dalam proses pertumbuhan
3.    Berperan dalam percepatan reaksi metabolisme dalam tubuh (enzim)
4.    Komponen yang penting dalam otot, kulit, rambut/bulu, hormone, immunoglobulin
3.   Lemak
Berfungsi sebagai penghasil asam-asam lemak dan energi, setelah dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Pencernaan dan penyerapan lemak pada saluran pencernaan ternak ruminansia terjadi pada usus halus dengan bantuan enzim-enzim dari pangkreas dan empedu.
4.   Mineral
Bahan yang berupa abu setelah suatu bahan dipanaskan dalam temperatur 500 ◦C selama 3 jam. Unsure ini dibedakan atas mineral makro dan mineral mikro. Termasuk dalam mineral makro yaitu unsure Ca, Cl, Mg, P, K, Na dan S. Sedangkan unsur yang termasuk dalam mineral mikro yaitu Co, Cu, Fe, I, Mn, Mo, Se, dan Zn. Mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit tetapi sangat esensial karena tubuh tidak mampu mensintesanya sendiri.
5.   Karbohidrat
Unsur nutrisi yang sebagian besar (50-80%) merupakan bagian dari bahan kering bahan pakan. Strukturnya terdiri dari amilum, selulose, hemiselulose dan lignin. Peranannya sebagian besar sebagai sumber energi
6.  Vitamin
Vitamin sangat penting dalam proses metabolisme dalam tubuh ternak. 
Kebutuhan nutrisi ternak setiap harinya dipengaruhi oleh jenis ternak, umur, bobot badan, kondisi tubuh (sakit/tidak), serta lingkungan (suhu dan kelembaban) dan status fisiologis (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui dan lain-lain). Jadi setiap ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda. 
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun ransum antara lain :
1.       Konsumsi bahan kering
2.       Kebutuhan nutrisi yang meliputi : energi, protein, vitamin, dan mineral.
Cara Menyusun Ransum Sapi Potong
Langkah pertama menyusun ransum untuk ternak ruminansia adalah menentukan kebutuhan nutrisinya. Selanjutnya dilakukan formulasi melalui suatu metode sehingga kebutuhan nutrisi tersebut dapat dipenuhi oleh sejumlah bahan pakan yang tersedia.
Langkah-langkah dalam penyusunan ransum adalah:
1.    Menentukan kebutuhan nutrisi ternak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
-  Berat badan
-  Status fisiologis (pertumbuhan, bunting, laktasi dll)
2.    Menentukan bahan makanan yang akan digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
-   Jenis bahan pakan yang tersedia
-   Kandungan nutrisinya
-   Harga bahan pakan
3.       Memformulasikan berbagai bahan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan teknik perhitungan tertentu.
4.       Melakukan receck terhadap hasil perhitungan disesuaikan dengan kebutuhan ternak dihubungkan dengan status fisiologisnya.
5.       Menyiapkan ransum yang telah tersusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Teknik Penyusunan Ransum Menggunakan Metode Segi Empat Pearson
Penyusunan ransum dengan metode segi empat pearson lebih mudah  dan sederhana. Akan tetapi penyusunannya hanya berdasarkan satu kriteria, misalnya berdasarkan kandungan protein, energi atau TDN saja.  Hal yang harus diingat dalam memilih bahan pakan pada metode ini adalah pakan yang satu harus mempunyai kandungan lebih tinggi dari yang diharapkan dan yang satunya lagi harus mempunyai kandungan yang lebih rendah dari yang diharapkan. 
Kelemahan dari cara formulasi ransum yang sangat sederhana ini adalah terjadinya kelebihan jumlah zat gizi (protein dan energi) dari standar kebutuhan zat-zat gizi.  Akan tetapi, lebih baik bila ransum yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang berlebih daripada kekurangan, asalkan nilai ekonomisnya tidak terlalu berpengaruh.
Perhitungan formulasi ransum dapat dikelompokkan menjadi beberapa bahan penyusun ransum. Berikut ini adalah contoh-contoh cara menghitung formulasi ransum.  Contoh-contoh yang diberikan adalah cara menyusun ransum dengan mempertimbangkan kandungan protein.  Pada dasarnya, perhitungan untuk zat pakan lain juga sama.
1.       Menggunakan 2 bahan pakan
Misalnya kita akan menyusun ransum sapi dara dengan BB 250 kg dan PBBH 0,5 kg, dengan kebutuhan nutrisi sebagai berikut :
BB
PBBH
BK
TDN
PK
Ca
P
------------------------------------------(kg)--------------------------------------
250
0,5
6,2
3,3
0,564
13
13
Keterangan :
BB              : Bobot badan
PBBH         : Pertambahan bobot badan harian
BK  : Bahan kering; PK : Protein kasar; Ca : Calsium; P : Posfor
% PK Ransum = 0,564/6,2kg x 100% = 9,1 %
Bahan yang digunakan adalah :
No.
Bahan Pakan
BK
(%)
PK
SK
TDN
Ca
P
------------------% BK ----------------

1.
Jerami padi segar
40
4,30
33,8
40


2.
Dedak padi halus
86
12,5
10
70
0,06
1,55
Keterangan :
BB              : Bobot badan; BK : Bahan kering; PK : Protein kasar; SK : Serat kasar
TDN           : Total Digestible nutrient (Total zat pakan tercerna)
Ca              : Calsium; P : Posfor
Membuat segi empat Pearson :
Jerami padi  4,3%                             3,4  bagian
 


                     9,1 %

Dedak padi  12,5%                           4,8  bagian
                                                         8,2  bagian
Proporsi jerami padi              =  x 100 = 41,47 %
Proporsi jagung                               =  x 100 = 58,53 %
Susunan konsentrat di atas, dapat disajikan pada tabel berikut :

URAIAN
BK
(kg)
TDN
(kg)
PK
(g)
Ca
(g)
P
(g)
Jerami padi segar
2,57
1,028
110,51
5,40
2,06
Dedak halus
3,63
2,541
453,75
2,178
56,27
Jumlah
6,20
3,569
564,26
7,578
58,33
Kebutuhan
6,2
3,3
564
13
13
Selisih
0
+0,269
+0,26
-5,422
+45,33

Perbandingan Ca : P yang ideal adalah 1 : 1Agar Ca & P seimbang di dalam ransum  ditambah kalsium karbonat (CaCO3), misalnya : dolomit atau kapur, yang mengandung Ca 36%. Penambahan kapur dalam ransum di atas sebanyak (58,33 – 7,578)/0,36 = 140,91 g.

Susunan ransum tersebut dalam bentuk bahan segar adalah :
     Jerami padi segar : 100/40 x 2,57 kg = 6,425 kg
     Dedak padi halus :  100/86 x 3,83 kg = 4,45 kg
Teknik Mencampur Konsentrat
Pencampuran bahan pakan penyusun konsentrat, dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga mekanis/mesin (mixer). Teknik pencampuran konsentrat dengan menggunakan tenaga mekanis umumnya dilakukan oleh pabrik-pabrik pakan ternak. Teknik pencampuran konentrat secara manual umumnya dilakukan oleh peternak-peternak untuk digunakan sendiri. Pencampuran bahan pakan secara manual memerlukan teknik tertentu agar dapat diperoleh campuran yang benar-benar homogen.  Teknik pencampuran konsentrat secara manual dapat dilakukan sebagai berikut :
1.       Siapkan wadah yang telah dibersihkan untuk tempat bahan-bahan pakan konsentrat yang akan dicampur.
2.       Siapkan bahan-bahan pakan yang akan digunakan untuk mencampur konsentrat.
3.       Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mencampur konsentrat, misalnya timbangan, sekop, ember, dan alat-alat lainnya.
4.       Bahan pakan yang terbanyak dalam formula konsentrat tersebut ditimbang, kemudian ditaruh pada tempat yang sudah disediakan dalam bentuk lingkaran.
5.       Bahan pakan kedua terbanyak ditimbang, kemudian ditaruh di atas bahan pertama tadi.
6.       Bahan ketiga terbanyak ditimbang, kemudian ditaruh di tas bahan kedua tadi.  Demikian seterusnya sampai pada bahan yang paling sedikit atau yang terakhir,
seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

 









Gambar 1.  Tumpukan Bahan Penyusun Konsentrat Dilihat dari Samping
7.       Setelah semua bahan pakan yang digunakan dalam formula ransum sudah tertimbang dan telah tersusun pada tempat yang telah disediakan, tumpukan bahan-bahan pakan tersebut dibagi menjadi empat bagian, masing-masing menjadi tumpukan-1, tumpukan-2, tumpukan-3, dan tumpukan-4, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
8.       Setiap tumpukan diaduk hingga rata dan homogen.
9.       Tumpukan-1 dicampurkan dengan tumpukan-4, kemudian diaduk lagi secara merata dan homogen.
10.   Tumpukan-2 dicampurkan dengan tumpukan-3, kemudian diaduk lagi secara merata dan homogen.
11.   Kedua adukan itu dicampurkan kemudian diaduk lagi secara merata dan homogen.














BAB III
PENUTUP

Selama ini sebagian besar hijauan pakan yang diberikan kepada ternak di Indonesia berupa rumput lokal atau rumput alam, baik yang berasal dari padang penggembalaan umum maupun dari tempat-tempat lain seperti pematang sawah, pinggir jalan, pinggir hutan, saluran irigasi atau perkebunan. Rendahnya sebaran dan ketersediaan hijauan pakan sepanjang tahun menjadi salah satu penyebab sulit berkembangnya populasi dan produktivitas ternak ruminansia di Indonesia, karena peternak tidak dapat mempertahankan ternaknya untuk dipelihara (terutama musim kemarau) akibat kurangnya sumber pakan utama tersebut.
Permasalah utama penyediaan hijauan pakan di Indonesia antara lain : (1) fluktuasi produksi karena musim, (2) rendahnya kualitas hijauan terutama rumput lokal, (3) tingginya laju konversi lahan pangonan, dan (4) sebaran lahan dan sumber bibit tanaman pakan di masyarakat sangat terbatas.
 Oleh karena itu diperlukan teknologi  pengolahan pakan (hijauan ) agar kualitas pakan meningkat  dengan berbagai cara.
Laporan ini untuk mengantarkan menjadi seorang penyuluh swadaya yang benar-benar kredibel (terpercaya), tentu tidak cukup dengan hanya mengikuti proses pembelajaran yang dipandu secara klasikal dan teori saja. Penyuluh swadaya diharuskan untuk lebih banyak membaca dari sumber bacaan lain, dan yang penting dapat mengaplikasikannya pada setiap kali ada kesempatan.
Setelah selesai mengikuti proses diklat, para penyuluh swadaya membuat rencana tindak lanjut dan terus mengembangkan pengetahuannya dengan membaca bahan bacaan sesuai materi yang didapatkan.











Dokumentasi Kegiatan Praktek
Proses memotong rumput
 pemotongan rumput
Proses pencampuran rumput, Lamtoro dan dedak padi.
Pemberian pakan langsung ke sapi



































KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga Laporan Hasil PKL Diklat Teknis Tematik Pakan Ternak Bagi Penyuluh Swadaya di Desa ...........Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini juga kami ingin menyampaikan terima kasih atas apresiasi selama melakukan praktek dan kunjungan lapangan kepada team panitia pelatihan, Ketua dan Anggota Kelompokternak ..........., PPL Desa ...........Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa, Narasumber serta pihak lain yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini, saran perbaikan dalam penyempurnaan Laporan ini sangat kami hargai.
Akhir kata semoga pelaksanaan Praktek  ini membawa manfaat bagi peserta Pelatihan Teknis. Dari segi kelengkapan data dan informasi kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.


                                                                                     Narmada, 15 Agutus 2016
                                                                                               Tim Penyusun,















LAPORAN PKL

TEKNOLOGI PENYUSUNAN RANSUM



Diklat Teknis Tematik Pakan Ternak Sapi Potong
Bagi Penyuluh Swadaya Angkatan II
Di BP3K Alas Barat 10 – 16 Agustus 2016

 
















OLEH :
Kelompok .......

1.
2.
3.
4.
5.
6.


BALAI  DIKLAT  PERTANIAN
Provinsi Nusa Tenggara Barat
2 0 1 6


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon