Problematika Ummat Islam
Mengapa kita perlu untuk membahas materi
problematika umat Islam. Sebenarnnya urgensi dari materi ini adalah
bagaimana agar setiap muslim memiliki kepedulian dan perhatian terhadap
masalah yang dihadapi Islam dan kaum muslimin.
Seseorang yang tidak memiliki perhatian
dan kepedulian terhadap problematika yang dihadapi umat Islam, maka
dalam sebuah riwayat disebutkan itu bukan umat Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Siapa yang tidur di waktu malam dan tidak pernah risau dengan
masalah-masalah yang dihadapi kaum muslimin, maka hakekatnya dia itu
bukan umat Muhammad صلى الله عليه وسلم. Apalagi bagi
mereka yang sudah menyandang predikat mereka itu aktivis/ kader da’wah.
Setiap kader tentunya harus memiliki perhatian yang besar terhadap
problematika umat Islam.
————————————————————————————————-
Problematika atau problem merupakan kata
serapan yang bermakna masalah-masalah yang belum terpecahkan, belum ada
solusinya (KBBI). Dalam pembahasan materi ini, yang dimaksud dengan
problema adalah: [-] kesenjangan yg terjadi antara kondisi ideal (mitsaliyah) dan kondisi ril (waqi’iyyah).
Maksudnya adalah, adanya ketimpangan kondisi umat, dimana kondisi umat
Islam sekarang ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kondisi ideal
umat Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits serta
realitas umat terdahulu. Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi
ummat Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur’an dan Hadits serta
realitas umat terdahulu hilang atau dengan kata lain, umat Islam
sekarang sedang terpuruk. Definisi ini akan dijadikan barometer untuk
meneropong prob. umat Islam. Karena itu secara sederhana, untuk kita
melihat problematika tersbut, kita harus mengetahui dulu konsep ideal
bagaimana kondisi ideal umat Islam ini seharusnya. Dalam Al-Quran
disebutkan kondisi ideal bagaimana kondisi umat Islam seharusnya, dimana
kondisi ideal ini telah dimiliki dan sudah dipraktekkan oleh para
pendahulu kita yaitu Rasulullah صلى الله عليه وسلمdan para shahabatnya.
[1] khairu ummahKondisi ideal
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (Q.S. Ali ‘Imron (3): 110)
Ayat di atas menjadi dalil mengenai kedudukan para shahabat di hadapan Allah Ta’ala. Para mufasirin menjelaskan bahwa kataكنتم dalam ayat tersebut mengacu kepada para shahabat. Mereka adalah Khairu ummah umat terbaik (Ali Imron: 110). Allah
sudah melegitimasi kebaikan para sahabat, baik pemahaman dan
pengamalannya (paling benar pemahaman dan pengamalannya). Oleh karenanya
manhaj keislaman kita ini adalah manhaj salaf. Disebutkan 3 sifat utama
yang menyebabkan para sahabat itu dikatakan sebagai umat terbaik: [-]
amar ma’ruf. Mereka punya semangat melakukan amar ma’ruf, aktivitas
mereka selalu dalam koridor amar ma’ruf. [-] nahi munkar. Mereka tidak
pernah senang jiwanya melihat kemungkaran, oleh karenanya mereka
berusaha untuk mencegah kemunkaran. [-] beriman kepada Allah سبحانه وتعلى Tiga sifat inilah yang menyebabkan mereka itu diakui oleh Allah sebagai umat terbaik.
[2] ummatan wasathan
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“dan
demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu….”
(Q.S. Al-Baqarah (2): 143)
[95] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka
akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran
baik di dunia maupun di akhirat.[-] antara dunia dan akhirat
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi….” (Q.S. Al-Qashash (28): 77)
Ayat di atas merupakan teguran, ketika
ada sebagian shahabat yang lebih mengutamakan akhiratnya dibanding
kehidupan dunia. Dengan ayat tersebut Allah mengingatkan agar menjalanai
kehidupan itu haruslah seimbang, pertengahan, tidak mengutamakan salah
satu di antara keduanya. Poin pentingnya adalah, Allah sudah menegur
para shahabat yang lebih mengutamakan akhiratnya – yang notabene lebih
utama daripada kehidupan dunia- lalu begaimana dengan orang yang lebih
mendahulukan dunia? Tentu bukan hanya sekedar teguran. Pribadi shahabat
mulia ‘Utsman bin Affan atau Abu Hurairah bisa menjadi contoh bagaiamana
sikap pertengahan keduannya dalam kehidupan di dunia.
[-] antara materil (fisik) dan spiritual (ruhani)
[-] antara (kepentingan) pribadi dan sosial
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا….
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” (Q.S. At-Tahrim (66): 6)
[-] antara ifrath dan tafrith
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir,
dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Q.S. Al-Furqan (25) :67)
[3] ummatan waahidatan
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S. Al-Mukminun (23): 52)
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.” (Q.S. Al-Anbiyaa (21): 92) [971]
Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari’at. Rasulullah صلى الله عليه وسلم
dan para shahabatnya merupakan umat yang satu, yang solid tidak
terpecah belah. Persatuan dan kesatuan umat pada saat itu tampak dalam
tiga hal berikut ini:[-] satu dalam aqidah.
[-] satu dalam kepemimpinan, yaitu di bawah kepemimpinan Rasulullah صلى الله عليه وسلم berlanjut pada masa Khulafa ar-Rasyidin.
[-] satu dalam jama’ah, saat itu tidak ada jama’ah yang masing-masing saling mengklaim diri paling benar dan menyalahkan orang lain.
[-] takhalluf (kemunduran dan keterbelakangan)Realitas saat ini
Harus kita akui, bahwa umat Islam
sekarang sedang mengalami kemunduran di setiap bidang kehidupan. Dalam
bidang ekonomi, kita mendapati banyak negara-negara miskin yang
mayoritas warga negaranya merupakan muslim (Somalia, Sudan, Afghanistan,
Indonesia, dll). Begitu juga dalam bidang politik. Hampir dua pertiga
dari jumlah negara di dunia saat ini menjalankan sistem demokrasi yang
nota bene merupakan warisan kebudayaan Yunani. Sistem politik Islam,
dianggap tidak relevan lagi dengan zaman modern. Makanya negara-negara
yang masih teguh menjalankan sistem politik Islam, meskipun tidak ideal,
ataupun negara-negara yang ingin menerapkan syariat Islam akan selalu
ditekan dan dipaksa untuk meninggalkan sistem politik Islam. Bidang
militer atau pertahanan, hampir tidak ada negara Islam yang kekuatan
militernya sanggup menyamai kekuatan militer AS, dan para sekutunya.
Tidak mengherankan jika kemudian mereka, musuh-musuh Islam, dengan
sangat mudahnya menyerang dan menghancurkan negara-negara Islam. Dalam
kebudayan, sangat jelas terasa bahwa budaya yang berkembang dan menjadi
panutan adalah budaya Barat yang bebas, permisif, dan semua istilah yang
menunjukkan keburukan yang itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Bidang-bidang lain menunjukkan hal yang sama. Pada intinya, kondisi umat
Islam sekarang sedang mengalami kemunduran, dimana musuh-musuh Islam
dengan mudahnya mencengkram kehidupan umat Islam. Mengapa hal ini bisa
terjadi? Karena umat Islam sekarang:
[-] menyeru yang mungkar, mencegah yang ma’ruf
Umat Islam sekarang justru berperilaku layaknya orang-orang kafir,
mendorong kepada kemungkaran, bukannya bersemangat melakukan kebaikan,
dan malah menghalang-halangi orang-orang yang ingin taat beragama.
Contoh riil yang ada sekitar kita, misalnya orang-orang yang sering
muncul di TV yang mengaku sebagai artis, penyanyi, seniman, dll.,
sebagian besar mereka adalah muslim. Padahal kita tahu, apa yang mereka
lakukan sangat jauh dari Islam.
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan
melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648].
mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. At-Taubah (9): 67)[648] Maksudnya: Berlaku kikir
[-] mengakal-akali syariat
Orang-orang alim, yang mengetahui tentang
agama ini, yang harusnya membimbing umat untuk menjalankan ajaran
agamanya secara benar, justru malah memunculkan keraguan-keraguan di
tengah-tengah umat. Dengan kepintarannya, mereka menjadikan syariat
agama ini sebagai alat untuk meraih kepentingan sesaat yang bersifat
duniawi. Sebagai contoh bagaimana umat dibuat ragu dengan istilah bunga,
yang sesungguhnya itu merupakan perbuatan riba.
[-] mengikuti millah orang-orang kafir
Keberadaan JIL, Ahmadiyah, Syi’ah, dan
aliran-aliran sesat lainnya menunjukkan bahwa, umat Islam mudah sekali
terombang-ambing, jauh dari ajaran Islam yang lurus. Dalam hal pola
pikir, tingkah laku, berpakaian, dan lain sebagainya, sangat sulit
dibedakan dengan orang-orang kafir. Umat Islam saat ini tidak merasa
bangga dengan identitasnya sebagai muslim, bahkan dengan agamanya
sendiri. Merasa inferior di hadapan orang-orang kafir.
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
”orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
“Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 120)
[-] meninggalkan jihad
[-] ridha dengan dunia
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ
الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى
تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ »…
صحيح مسلم – (ج 4 / ص 252)
[-] taqlid (ikut-ikutan)
|
[-] dalam hal keyakinan dan aqidah
[-] dalam perilaku
[-] dalam hal undang-undang
Tidak bisa dipungkiri, realitas umat
Islam saat ini, berada di bawah bayang-bayang kekuasaan dan pengaruh
musuh-musuh Islam. Negara-negara Islam berada dalam cengkeraman
negara-negara kafir. Kekuasaan dan pengaruh itu begitu kuatnya, hingga
memaksa umat Islam untuk mengikuti apa yang mereka kehendaki. Diperparah
dengan kondisi umat yang jauh dari agama, maka semakin kompleks masalah
yang dihadapi kaum muslimin. Apa yang datangnya dari Barat pasti
dinilai baik dan bermanfaat bagi kehidupan mereka, sedangkan yang
datangnya dari Islam, mereka anggap sudah ketinggalan zaman. Pemikiran
atau ideologi kafir seperti Kapitalisme, Marxisme, Komunisme,
Konfusianisme, Pluralisme dll., ditelan mentah-mentah.
Dalam kehidupan bernegara, sistem yang
digunakan yang datangnya dari Barat, yaitu demokrasi. Demokrasi dengan
segala turunannya dianggap sebagai jalan terbaik yang memberikan
kebaikan dan manfaat bagi seluruh rakyat. Dalam level individu, pola
pikir dan perilaku umat Islam tidak jauh berbeda dengan perilakunya
orang-orang kafir. Berpikir sebebas-bebasnya, berpakaian tapi tidak
berpakaian, berbicara seenaknya, dan apa saja yang menjadi
karakaterisitik orang-orang kafir diikuti oleh umat Islam.
[-] tafarruq (berpecah belah)
[-] penyebab runtuhnya khilafah Utsmani[-] berpecah belah dalam pola pikir/ cara pandang [-] berpecah belah dalam aqidah dan ibadah
Musibah yang terjadi
pada umat Islam selain yang telah disebutkan di atas adalah kondisi umat
yang bercerai-berai, terpecah belah. Umat Islam tidak satu suara.
Sehingga dengan mudahnya diadu domba lalu kemudian dikuasai. Sejarah
membuktikan ketika umat Islam sudah tidak lagi bersatu, khilafah Utsmani
runtuh. Jika umat Islam saat itu bersatu, negara-negara kafir sperti
Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dll., tidak akan mudah menaklukan
kekuatan Islam. Bukannya waspada akan datangnya ancaman
dari musuh, tapi malah justru sibuk saling menyalahkan dan mengalahkan
satu sama lain. Umat semakin jauh dari ajaran Islam sebagaimana yang
disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan
dibawa oleh para shahabatnya dulu, sehingga tidak heran jika muncul
faham-faham yang menyimpang baik itu dalam hal keyakinan (aqidah) maupun
dalam hal ibadah. Umat Islam terkotak-kotak ke dalam kelompok-kelompok,
partai-partai, ormas-ormas, yayasan-yayasan, dll., yang mengklaim diri
paling benar. Diperparah dengan sikap fanatik, maka umat ini semakin
berpecah belah. —————————————————————————————————————– sumber : Panduan Tarbiyah Wahdah Isamiyah
EmoticonEmoticon